25|Iwaizumi Hajime

503 113 14
                                    

Episode 25
-Mengerti-
Ft. Iwaizumi Hajime

---

"Assalamu'alaikum" salam Hajime ketika memasuki rumah.

"Wa'alaikumsalam. Lancar?" Tanya Ibunya.

"Lancar, bu.." kata Hajime sambil mengecup punggung tangan ibu.

Hajime baru saja pulang dari masjid selesai shalat tarawih. Pergi dia ke dapur mengambil minum. Tenggorokannya kering sekali padahal cuma 11 rakaat. Sambil minum, diliriknya jam dinding, sekarang jam 8 malam.

Jam 8 malam, waktu yang masih berada di batas wajar untuk menyelesaikan tarawih. Tidak terlalu cepat, atau terlalu lama.

Hati Iwaizumi Hajime lega sekarang. Sebab apa? Dialah yang menjadi imamnya tadi. Kalau sendiri bisa saja dia baru selesai jam 9. Tapi kalau berjamaah, dia ingin jam 8 selesai. Kesibukan orang berbeda.

Cuma ada satu yang mengganjal sekarang. Hajime agak sedih juga, adiknya tidak ikut serta tarawih. Kenapa? Biasalah, masalah perempuan.

Dari masuk rumah, sampai di dapur pun belum keliatan. Ah, mungkin di kamarnya.

Hajime pergi dulu ke kamar untuk mengganti pakaian. Baju lengan pendek berbahan kaos yang biasa digunakannya untuk tidur.

Dulu, kaos tanpa lengan adalah favoritnya. Tapi setelah adik perempuannya tumbuh menjadi gadis, Hajime malah malu sendiri memakainya.

"Bu, mau dibikinin teh ga?" Tanya Hajime saat menuruni tangga hendak ke dapur.

"Boleh deh.." jawab ibu.

Hajime nggak begitu suka teh sebenarnya. Dia lebih baik minum kopi.

Hajime membuat dua cangkir teh manis hangat. Satu cangkir ia serahkan pada ibunya, satu lagi dia bawa ke lantai dua.

Tok tok tok

"Adek..." panggil Hajime.

"Ng.. apaa??" Balas (Name) dari dalam kamar. Balasannya sedikit gusar.

"Boleh masuk?" Tanya Hajime.

"Boleh..." jawab (Name).

Perlahan Hajime membuka pintu. Adiknya itu sedang membungkus diri dengan selimut. Cuma kepalanya saja yang menyembul keluar. Posisinya tengkurap. Di hadapannya ada laptop yang sedang memutar anime Haikyuu

"Buat adek nih ya" kata Hajime. Dia menaruh teh hangat di meja.

Teh itu untuk adiknya. Hajime paham betul sama (Name). Gadis itu kalau sudah datang tamu, hari hari awal sakit. Dulu pernah sampai demam.

Ada juga yang perlu Hajime tanyakan sekarang. Walau berbahaya untuk keselamatan dirinya, tapi perlu ia tanyakan.

"Em.. tugasnya udah, dek?" Hajime ingat tadi siang (Name) mengomel tentang tugas.

"Hh beloom...." jawab (Name) dengan intonasi yang nggak santai. Dia semakin meringkuk di dalam selimutnya.

Hajime menghela napasnya lalu tersenyum. Dia mengelus pelan rambut adiknya. "Mau dibantuin atau mau ngerjain tugas bareng aja?" Tawar Hajime.

"... dua duanya" (Name) menjawab pelan.

Hajime berdiri, "bentar ya, kakak bawa laptop dulu". Hajime pun keluar dari kamar (Name).

(Name) kembali meringkuk. Sakit. Dia benci dengan ini. (Name) sebenernya juga nggak mau bersikap gitu ke Hajime.

Dia bersyukur punya kakak yang mengerti dirinya. Entahlah beberapa bulan terakhir, rasanya sakitnya lebih dari biasanya. Entah bagaimana kalau Hajime tidak paham keadaan (Name).

Tak perlu waktu lama, Hajime kembali ke kamar (Name). (Name) sendiri sudah menyiapkan laptopnya. Dia duduk di kasur dibungkus selimut, sedangkan Hajime duduk di meja belajar (Name).

"Ini gimana kak?" Tanya (Name) mencoba memperbaiki intonasi bicaranya.

Hajime mengajari (Name) perlahan. (Name) mengerjakannya sambil meminum teh yang dibuatkan Hajime. Setidaknya, perutnya terasa lebih baik.

Tugas mereka selesai di waktu bersamaan. Sekarang jam setengah 10 malam, sudah hampir larut.

"Kamu tidur ya, gausah begadang. Biar sakitnya ga kerasa" kata Hajime sambil membereskan barangnya.

(Name) mengangguk. "Kak.." panggilnya.

"Ya?"

"Kakak kenapa bisa gitu sih?"

"Gitu gimana?"

"Padahal cara bicara aku kaya gitu. Padahal aku ngerepotin kakak. Kakak ga marah?" Tanya (Name).

"Ngapain aku marah? Simpel aja. Kamu kan kondisinya lagi kaya gitu" jawab Hajime tersenyum.

"Makasih udah ngerti, kak".

Hajime menepuk kepala (Name) pelan. "Sama sama. Dah cepet tidur ya" ucapnya.

"Btw, kamu lucu dibungkus selimut gitu".

"Kakak lebih baik keluar sekarang sebelum kena timpuk bantal".

"Haha iya iya. Malem, dek.."

"Malem, kak.."

°●-----------------------------------●°

Ngabuburit With Abang HaikyuuWhere stories live. Discover now