📖Bagian_04

7.7K 982 75
                                    

HAECHAN kembali ke meja kerjanya dengan wajah yang masih memerah seperti kepiting rebus. Tentu saja, bagaimana tidak. Pagi ini dia baru saja berciuman dengan boss nya, di dalam lift. Ingat! Di dalam lift, dia masih bertanya-tanya kenapa boss nya itu melakukan hal itu padanya.

"Haechan-na, kau kenapa? Wajahmu merah, apa kau sedang sakit?" Jaemin menggeser tempat duduknya ke dekat Haechan dan langsung menempelkan punggung tangannya di kening milik Haechan. "Tidak panas? lalu kenapa wajahmu sangat merah? Suhu ruangan juga dingin, ada apa denganmu Haechan?"

"Aku tidak apa Jaemin-na, mungkin karena tadi malam aku terlalu lama menggunakan masker wajah, makanya wajahku seperti ini." Haechan mencoba untuk mencari alasan.

"Ouhhh__baiklah, aku pikir kau sedang sakit. Tapi untunglah kau tidak apa-apa." Jaemin kembali ke meja miliknya, meninggalkan Haechan yang kini hanya menatap lurus pada layar komputer yang berada di depannya.

Haechan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada dirinya tadi pagi. Pertemuan tidak terduganya dengan pak Jung, bahkan boss nya itu menciumnya.

"Urusan kita belum selesai__"

Haechan tampak berfikir, ia mencoba untuk mengartikan kalimat yang dilontarkan boss nya itu pada dirinya.

"Tunggu."

"Cinta?"

"Pertemuan tidak terduga?"

"Seorang dominan?"

"Good kisser?"

"Pemain handal?!"

"Tidak mungkin pak Jung bukan? Tidak, tidak tidak. Ini tidak boleh! Jika keinginan itu memang terwujud, ini benar-benar tidak boleh, kenapa harus pak Jung."

Haechan mengambil buku dari dalam tasnya, dia langsung membuka halaman dimana permintaan keduanya dia tulis. Dan ternyata benar, tulisan itu masih ada. Karena tidak mau keinginannya ini terwujud, Haechan dengan pulpen miliknya mencoret tulisannya sendiri berharap jika permintaannya itu bisa dibatalkan.

Tapi tidak bisa.

Coretan itu akan menghilang dan tulisan Haechan akan kembali terlihat. Berapa kali pun Haechan melakukannya, tulisannya akan kembali lagi.

"Bagaimana ini?"

Tidak lama setelahnya, di halaman yang lain tiba-tiba ada satu tulisan yang muncul di sana.

'Permintaan yang sudah ditulis oleh sang pemilik tidak bisa dibatalkannya lagi'

"Oh__shit, kenapa aturannya baru saja muncul? Jika seperti ini aku tidak akan menulis hal yang aneh-aneh, aku hanya bermain. Sialan!" Haechan memasukkan kembali buku itu ke dalam tasnya.

Ia menunduk dan mengusak surai miliknya, ia tidak tahu jika buku ini akan benar-benar mengabulkan permintaannya.

"Haechan-na_____"

Ada suara yang memanggil, tapi Haechan tidak mendengarnya. Dia masih asyik dengan dunianya sendiri.

"Haechan!"

Haechan masih tidak mendengar.

TOK__

TOK__

TOK__

Meja kerjanya diketuk oleh seseorang. Mendengar itu Haechan mengangkat wajahnya.

[07] The Magic BookWhere stories live. Discover now