📖Bagian_22

4.5K 642 23
                                    

DI sebuah katedral di bagian selatan kawasan desa tempat Mark memimpin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

DI sebuah katedral di bagian selatan kawasan desa tempat Mark memimpin. Para prajurit berjejer rapi dengan pedang yang mereka pegang di depan tubuh sebagai tanda penghormatan dan sambutan bagi mempelai yang akan datang ke katedral. Sebagian bangsawan sudah berada di dalam, sedangkan rakyat di sana menunggu di halaman katedral serta di dekat jembatan. Mereka semua penasaran akan rupa dari calon ratu mereka, tidak ada pengumuman serta kabar pertunangan sang raja. Namun siapa sangka, satu minggu sebelum acara pemberkatan diadakan, undangan sudah menyebar dipenjuru negeri.

Mark dengan Jeno sudah ada di dalam katedral, berdiri di atas altar serta Jeno sebagai pendamping di sana. Rasa gugup serta gelisah kini berkumpul memenuhi seluruh bagian tubuhnya, ini adalah kejadian yang amat sakral baginya. Hanya Haechan untuknya satu-satunya yang akan ia sanding di atas altar, tidak akan ada yang lain. Bahkan untuk memiliki selir, Mark tidak pernah memikirkannya. Dia tidak akan mengikuti jejak raja-raja terdahulu.

Suara riuh terdengar di luar katedral.

Mempelai; sang permaisuri sudah datang.

Sebuah kereta kuda berhenti tepat di depan gerbang besar penghubung antara halaman utama dengan bangunan katedral. Semua prajurit langsung berbaris rapi mengangkat pedang mereka seperti sebuah penghubung, suara gembira dan tepuk tangan menyambut kedatangan Haechan, Jaemin dan Ten yang baru saja menurunkan kaki dari dalam kereta.

 Semua prajurit langsung berbaris rapi mengangkat pedang mereka seperti sebuah penghubung, suara gembira dan tepuk tangan menyambut kedatangan Haechan, Jaemin dan Ten yang baru saja menurunkan kaki dari dalam kereta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua mata terpana saat melihat sang calon ratu berdiri tegap dengan Jaemin dan Haechan yang berada di sisi kanan dan kirinya, ada rasa haru dan senang dapat dirasakan dalam upacara sakral itu.

"Eomma, aku sangat gugup." bisiknya denga tatapan yang tetap lurus ke depan.

"Sayang, tenanglah. Eomma akan selalu ada di sampingmu." balas Ten lembut.

Di sisi kiri, Jaemin merangkul lengan Haechan membuatnya harus memalingkan wajah menghadap sang sahabat.

"Aku juga bersamamu Haechan, tidak aku sangka. Kau akan lebih dulu menikah denganku, tenanglah. Aku dan yang mulia akan mendampingi mu hingga kau naik ke atas altar. Sekarang tegakkan punggungmu. Kau harus terlihat anggun dan berwibawa. Mark pasti sudah menunggu di dalam."

[07] The Magic BookWhere stories live. Discover now