📖Bagian_05

7.5K 954 52
                                    

PIKIRAN Haechan kini hanya tertuju pada perkataan Mark padanya kemarin, sebenarnya dia sangat ingin pekerjaan itu. Bukankah dia akan lebih berhemat? Dia tidak akan lagi memikirkan biaya sewa rumah. Dia akan tinggal di tempat yang lebih nyaman.

"Kau akan menjadi asistenku, menyiapkan segala keperluanku, menyiapkan makanan, perlengkapan dan sebagainya. Dan terlebih lagi kau tidak perlu menyewa. Aku menyarankan, lebih baik kau tinggal bersamaku di apartemen."

Haechan menghentikan jari-jarinya yang sibuk mengetik di atas keyboard, dia kembali mengingatnya. Perkataan itu, haruskah Haechan menerimanya saja? Tapi, bagaimana dengan pekerjaannya yang sekarang. Dia tidak mungkin mengundurkan diri, benar-benar pusing.

"Haechan-na." suara Seungmin mengalihkan atensi Haechan.

"Ya ada apa min?"

"Kau dipanggil oleh sekertaris pak Jung, maksudku bukan pak Mark. Melainkan tuan CEO yang dimaksud. Dia sudah menunggumu di luar."

Haechan diam, untuk apa tuan CEO memanggil dirinya?

"Haechan-na, kenapa kau bisa dipanggil? Aap mungkin kau dapat promosi? Wahhh__daebak." Jaemin berkata smabil mengangkat kedua jempol miliknya.

"Itu tidak mungkin Jaemin-na, aku baru beberapa bulan menjadi pegawai tetap di sini. Mana mungkin aku akan mendapatkan promosi. Aku pergi dulu."

Haechan langsung masuk ke dalam ruangan CEO setelah sekertaris pribadinya membukakan Haechan pintu, di sana di sebuah kursi kebesaran. Telah duduk seorang yang bisa dikatakan cukup berumur namun masih terlihat muda. Tuan CEO. Jung Jaehyun.

"Maaf pak, saya Lee Haechan dari bagian general affair

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf pak, saya Lee Haechan dari bagian general affair." ucap Haechan sambil menunduk hormat.

Jaehyun mengangkat wajahnya.

"Oww__kamu yang bernama Lee Haechan? Duduk dulu."

"Terimakasih pak."

Haechan berjalan menuju kursi yang sudah disediakan di dalam ruangan. Ia duduk dengan sopan, masih menerka-nerka untuk apa tuan CEO memanggilnya ke dalam ruangan miliknya.

"Haechan, apa kau tahu alasanmu dipanggil kemari?"

Haechan menggeleng.

"Kau mengenal anakku Mark Jung bukan?"

Haechan mengangguk.

"Jadi begini, anakku itu sudah memberitahuku bahwa dia menginginkanmu menjadi asistennya. Dan kurasa itu ide yang bagus, mengingat anak itu tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Menggoreng telur saja dia tidak bisa, kau sempat menentangnya untuk tinggal sendirian. Tapi dia keras kepala."

[07] The Magic BookWhere stories live. Discover now