📖Bagian_07

7K 950 47
                                    

HAECHAN sudah menaruh barang terakhirnya di dalam kamar dekat dengan ruang kerja milik Mark, kamar yang cukup besar. Haechan benar-benar tidak menyesali untuk pindah ke mari, tabungannya nanti bisa ia sisihkan untuk dikirim ke orang tuanya. Tidak terlalu buruk.

Ting~

Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel miliknya, dan ternyata itu adalah Mark.

Mark             
18.15

Aku sedang diperjalanan pulang,
bagaimana acara kepindahanmu?
apa semuanya sudah beres?

Haechan tersenyum kecil, Mark sangat perhatian padanya.

"Hyung akan segera pulang ya? Sebaiknya aku siapkan malam saja."

Haechan masih memotong beberapa sayur ketika suara pintu apartemen terdengar terbuka, siapa lagi yang pulang kalau bukan Mark Jung, sang pemilik apartemen.

Mark datang dan langsung pergi ke arah dapur, sekarang hobinya adalah menatap laki-laki manis itu sedang sibuk memasak di dapurnya. Ia tidak ingin untuk sekedar mampir ke restoran bintang lima sekarang, karena masakan Haechan tentu lebih enak. Rasa lelahnya langsung menguap seketika saat menatap punggung kecil itu yang terus bergerak.

"Kau masak apa Haechan-na?" tanyanya sambil menyandarkan tubuhnya di tembok pembatas dapur dan ruang lain.

"Hanya, daging, nasi dan sekarang aku membuat sup sayur. Kau pasti lelah, jadi aku membuatkanmu sup sayur, ini juga berfungsi untuk menghangatkannya tubuhmu."

Mark tersenyum, kenapa Haechan sangat pengertian.

"Haechan-na?"

"Kenapa hyung?"

"Boleh aku memelukmu saat kau sedang memasak?"

"E-eh? Apa maksudmu hyung?"

"Aku ingin memelukmu saat kau memasak seperti itu, sepertinya seru. Bolehkah?"

Haechan menghadap ke belakang, ia masih melihat Mark yang masih menatap dirinya. Mata yang sayu seolah Mark benar-benar meminta untuk satu buah pelukan, melihat itu membuat Haechan tidak tega.

Haechan akhirnya mengangguk.

Tidak salahnya bukan hanya sekedar satu pelukan? Mungkin Mark benar-benar membutuhkannya untuk sekedar mengumpulkan tenaganya.

"Tapi aku berbau bumbu hyung, aku belum mandi. Tidak apa jika kau memelukku?"

Mark berjalan mendekat, ia memegang kedua pundak Haechan dan memutar tubuh itu agar kembali menghadap ke depan, tepatnya ke arah meja dapur.

"Aku juga masih bau keringat, tidak apa aku menyukai aromamu."

GREEP__

Mark melingkarkan tangan kokohnya di pinggang hingga perut Haechan, dan dagunya ia letakkan di atas bahu sempit milik Haechan.

"Lanjutkan saja acara memasakmu, aku akan mengawasimu dari belakang."

"Hmmm."

Hawa macam apa ini, pipi Haechan kembali terasa panas. Ia merona tipis, apakah Mark memang memiliki sifat manja seperti ini. Tapi, posisi mereka sekarang membuat Haechan harus mengatur nafas agat dia berfokus pada masakannya, ditambah lagi dia harus mengontrol detak jantungnya yang berdegup kencang. Semoga saja Mark tidak merasakannya.

Haechan kini tengah sibuk melipat pakaian kering yang sudah dicucinya tadi pagi, dengan santai dia duduk di atas karpet berbulu yang dia gelar di atas lantai ruang tengah, sedangkan Mark masih asyik berkutat dengan laptop miliknya di samping dirinya. Mereka sibuk melakukan aktivitas masing-masing.

Sesekali mata Mark melirik ke arah Haechan yang sedang menggunakan baju khas rumahan, kaos kebesaran yang digunakannya memperlihatkan sedikit tulang selangka miliknya serta celana pendek selutut memperlihatkan kulitnya yang tan terkena sinar lampu membuatnya mengkilat.

Tolong siapapun sadarkan pikiran Mark sekarang. Mark menggeleng agar kesadarannya kembali ke tempat semula.

"Haechan, apa kau tidak lelah? Besok saja lanjutkan pekerjaanmu. Ini sudah malam." ucap Mark tanpa mengalihkan tatapannya dari layar monitor laptopnya.

"Tidak hyung, pekerjaanku ini bahkan lebih ringan dari pekerjaan kantor. Ini hal yang tidak melelahkan hyung. Bukankah hyung yang harus beristirahat? Wajah hyung sudah terlihat lelah." Haechan menusuk-nusuk pipi Mark yang sedikit tegang.

"Sedikit lagi Haechan, aku harus menyelesaikannya malam ini. Ini laporan yang harus segera aku selesaikan."

"Baiklah hyung."

Mereka kembali pada kegiatan masing-masing, tinggal sedikit lagi hingga pekerjaan Haechan selesai.

TUK__

Cukup lama Haechan melipat pakaian hingga sudah selesai semuanya, tiba-tiba Haechan merasakan sesuatu pada bahunya, dan ternyata itu adalah kepala Mark yang sudah terkantuk-kantuk, kepala itu bergoyang lucu karena mengangguk angguk. Haechan yang melihat itu menaruh pakaian yang sudah dilipatnya di atas sofa. Dia berjalan ke kamar untuk mengambil bantal dan selimut. Tidak mungkin dia bisa memindahkan tubuh Mark yang lebih besar darinya.

Dengan pelan Haechan menidurkan tubuh Mark, menaruh kepala itu di atas bantal dengan posisi nyaman, tidak lupa Haechan menyelimuti tubuh Mark agar tidak kedinginan.

Mata coklatnya menatap ke arah layar monitor yang masih menyala, ternyata masih ada beberapa yang harus diperbaiki. Haechan mengambil laptop itu dan ia taruh di depan dirinya.

"Sepertinya membantu Mark hyung sedikit tidak apa." Haechan mulai mengetikkan jarinya di atas keyboard dengan lincah. Untung saja dia paham akan laporan yang sedang dikerjakan oleh Mark.

GREEP__

Perutnya dipeluk, siapa lagi. Itu Mark. Mark menaruh kepalanya di paha Haechan, wajahnya di hadapkan ke arah perut Haechan, dia menyembunyikan di sana.

"Kau tidak perlu mengerjakan itu Haechan, kau taruh saja. Besok pagi akan aku selesaikan. Sekarang beristirahatlah, hmm." Mark semakin menenggelamkan wajahnya di perut Haechan.

"Hyung, apa kau tidak merasa sesak dalam posisi seperti itu? Aku kaan membantumu, aku sudah bekerja di perusahaan, jadi aku tahu apa yang harus kau ganti dan perbaikan."

"Tidak sama sekali, bahkan ini terasa nyaman. Aku sangat menyukainya."

"Ya sudah terserah hyung saja, senyaman hyung mau seperti apa. Tapi jangan menggangguku."

Mark mengangguk.

Haechan tidak lagi protes, dia kembali menatap ke arah layar monitor. Dia kini bisa merasakan nafas Mark yang mulai terasa beraturan, Mark sudah tertidur dengan posisi masih memeluk perut Haechan.

 Dia kini bisa merasakan nafas Mark yang mulai terasa beraturan, Mark sudah tertidur dengan posisi masih memeluk perut Haechan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To be Continue
salam _dwaekki🐻

[07] The Magic BookWhere stories live. Discover now