📖Bagian_21

4.4K 628 23
                                    

MARK tidak hentinya untuk tersenyum, matanya selalu menatap ke arah bawah. Melihat keindahan yang selalu memukaunya, dari atas balkon kamar miliknya, dia dapat melihat Haechan yang tengah bermain di halaman istana dengan ditemani Jaemin di sana, syukurlah. Setidaknya Haechan sudah nampak tidak terlalu lelah, dia takut jika teleportasi yang dilakukan dapat menggangu kesehatan calon ratunya.

Tok

Tok

Tok

"Yang mulia, saya sudah bersamanya. Izinkan untuk memasuki ruangan." tanya Jeno dari arah luar, dia sudah datang bersama dengan seseorang yang sudah diperintahkan oleh Mark sendiri.

"Masuklah."

KRIET

Pintu terbuka.

Dari luar masuklah seseorang yang sudah ditunggu oleh Mark tentunya. Dia berbalik, tersenyum lembut ke arah sana dengan satu tangan di depan perut dan satu tangan dibelakang punggung, Mark membungkuk hormat.

"Ibu suri." panggilnya kemudian mendongak.

"Yang mulia, kau tidak perlu memanggilku seperti itu. Aku belum resmi dipanggil ibu suri. Lagi pula aku bukanlah dari keturunan kerajaan ataupun bangsawan." jawabannya sopan.

Mark tersenyum, berjalan mendekat dan berdiri di depan sosok itu.

"Tapi kau tetap merupakan keturunan dari dunia paralel ini, bunda Ten?" tanyanya pelan.

"Tapi kau tetap merupakan keturunan dari dunia paralel ini, bunda Ten?" tanyanya pelan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang dipanggil Ten tersenyum.

"Itu lebih baik. Bunda adalah panggilan yang bagus, panggilan ibu suri terlalu tinggi bagiku yang mulia."

"Bagaimanapun juga, bunda sebentar pagi akan memegang gelar itu. Mau tidak mau."

Ten kembali tersenyum. Ia berjalan melewati Mark, mendekati balkon yang terbuka dan menatap ke bawah dimana ada Haechan dan Jaemin di sana, dia belum bertemu dengan Haechan. Dia amat terkejut jika dia tahu bahwa sang anak adalah calon permaisuri dari keturunan raja selanjutnya.

Dia mengetahui dirinya adalah keturunan bangsa dunia ini, semuanya diceritakan secara turun temurun. Alasannya Haechan tidak mengetahui itu karena dia dan Haechan tidak tinggal bersama, namun siapa sangka. Kejadian ini akan menimpa mereka, Ten pun kembali ke dunia paralel seperti yang pernah diceritakan pada dirinya.

"Aku tidak menyangka jika anak tengil itu akan menjadi ratu, apa ini tidak terlalu cepat? Bukankah seorang permaisuri perlu belajar beberapa attitude dan aturan kerajaan? Dia juga perlu belajar politik dan sistem pemerintahanan? Ratu adalah cerminan dari sebuah kerajaan itu sendiri."

"Bunda," Mark melangkah, duduk di sebuah kursi yang berada di dalam ruangan. "Aku yakin Haechan dapat melakukannya, itu semua dapat dipelajarinya saat dia sudah resmi sebagai ratu. Haechan seorang yang pintar walaupun dia cukup ceroboh, tapi aku mempercayainya. Lagipula, dia memiliki sosok seperti bunda yang selalu berada di dekatnya."

[07] The Magic BookWhere stories live. Discover now