📖Bagian_12

7.1K 838 25
                                    

MARK bangun lebih dulu dari tidurnya, seperti biasa. Tidurnya akan selalu merasa nyenyak dan berkualitas jika dirinya tidur di samping Haechan. Tapi pagi ini, ada sesuatu hal yang aneh yang dia rasakan, tangannya seperti mati rasa. Ternyata tadi malam Haechan tidak pernah mengganti posisi tidurnya, meskipun terasa kebas luar biasa, Mark rela menahannya lebih lama agar Haechan tetap tidur lebih lama lagi.

Kepala Haechan kini bergerak gelisah, sebentar lagi. Mungkin laki-laki manis itu akan bangun. Tapi pergerakan Haechan berhasil membuat tangan Mark semakin merasa mati rasa bahkan sampai ujung jarinya, Mark rapatkan erat-erat kedua mulutnya agar rengekan tidak bisa keluar karena ia harus menahan sakit.

"Hyung?" Haechan mengucek matanya pelan, menutup mulutnya untuk menguap karena rasa kantuknya yang masih tertinggal.

"Pagi shinsine." Mark mengacak poni Haechan yang menjuntai, "bangun baby bear, ini sudah pagi. Cepat bangun dan mandilah terlebih dahulu."

Haechan dengan mata yang masih terpejam bangun dari tidurnya, ia duduk dengan kaos di bagian kerah yang sedikit jatuh yang kini memperlihatkan salah satu tulang selangkanya.

Sexy dan menggemaskan.

"Hyung saja yang mandi duluan, aku masih mengantuk. Aku ingin tidur beberapa menit lagi, tidak apa-apa hyung saja ya. Lagipula aku perlu menyiapkan sarapan terlebih dahulu." ucapnya dengan deretan gigi yang terlihat karena senyum lebarnya.

"Tidak, kali ini hyung yang akan memasak."

"Tunggu, hyung? Memasak? Tidak mungkin." ejek Haechan.

"Kau meragukan hyung? Ayolah, sesekali aku yang menyiapkan makanan. Sekarang lebih baik kau mandi dan ganti baju, kau terlihat sangat jelek.

Mata Haechan seketika melotot.

"Benarkah?! Astaga." Haechan segera turun dari tempat tidur dan langsung berlari ke arah kaca yang terdapat di kamar tidur milik Mark. "Ah kau benar hyung, kenapa wajahku terlihat bengkak? Lihatlah pipi itu bulat sekali." alis Haechan menukik dengan bibir yang dipoutkan.

"Maka dari itu mandilah. Jangan terlalu lama."

Haechan mengangguk.

"Ya hyung aku akan mandi, aku akan menantikan masakanmu hyung. Sehabis mandi nanti akan kurapikan kamarmu hyung. Bye." Haechan berlari kecil ke arah pintu kamar Mark untuk keluar dan tentunya untuk pergi mandi.

Mark bisa bernafas lega.

Perlahan dia bangun dengan tangan kiri yang diangkatnya pelan, tangan kanannya mengepal dan dia gigit menggunakan mulutnya. Tangan kirinya benar-benar kebas, untung saja Haechan keluar dengan cepat, bisa-bisa dia akan dianggap lemah jika tahu tangannya yang dipakai sebagai bantal ternyata kebas dan mati rasa.

"Sial____untung saja. Jika tidak aku harus berakting cukup lama. Aku harus tetap terlihat keren di depan si manis. Eomma tanganku sepertinya akan diamputasi." ucapnya mendramatisir.

Tubuh Haechan terasa lebih segar, walaupun cuaca masih terasa dingin. Pagi ini Haechan tidak mandi menggunakan air hangat, biarkan saja badannya mengkerut karena terkena tetesan air dingin dari shower. Seperti yang dikatakannya tadi, setelah mandi Haechan bergegas untuk pergi ke kamar Mark untuk membereskan sedikit ruangan itu, walaupun tidak banyak yang harus dibereskan. Karena Mark sudah membersihkan setengah bagian.

Hidungnya mencium sebuah hidangan lezat saat keluar dari kamar sang majikan, sepertinya Mark benar-benar tidak membual. Masakannya tercium sangat lezat.

[07] The Magic BookWhere stories live. Discover now