📖Bagian_23

4.4K 613 17
                                    

🎶 Ost. Howl Moving Castle [disarankan]

ACARA masih berlangsung hingga malam menjelang, acara dansa dan perjamuan di lakukan di aula besar istana. Musik mengalun, para bangsawan yang menjadi tamu undangan asyik mengambil makanan yang disediakan serta minuman anggur berkualitas tinggi.

Sebelum acara perjamuan dilakukan, terlebih dahulu saat sorenya. Acara penobatan Haechan menjadi ratu dan Ten menjadi ibu suri juga telah dilaksanakan, dan sesuai dengan permintaan Haechan; sang ratu. Perjamuan juga dilakukan di tengah alun-alun desa. Makanan yang disediakan tidak lain dan tidak bukan juga dikerjakan oleh koki istana. Acara yang sungguh meriah.

Haechan masih tampak canggung untuk menghadiri acara megah seperti sekarang, walaupun acara ini dia sendiri yang memilikinya. Mark selalu berada di sampingnya, namun tetap saja ada perasaan tidak enak yang dia rasakan.

Ten, sang ibu suri juga sedang asyik berbincang dengan bangsawan yang lain. Membicarakan masalah yang mungkin Haechan sendiri tidak mengerti. Sedangkan Jaemin dan Jeno? Mereka berdua tengah menghilang entah kemana. Mungkin sedang melakukan sesuatu di tempat yang lain.

Mark menarik pelan pinggang Haechan.

"Ada apa? Kenapa melamun? Apa kau bosan?" bisik Mark pelan pada telinga Haechan.

Haechan mengangguk.

"Kapan ini akan selesai? Kakiku pegal berdiri sejak tadi pagi yang mulia."

"Kau ingin duduk? Biar aku antarkan."

Kali ini Haechan menggeleng.

"Tidak perlu, aku tidak enak dengan tamu-tamu yang datang. Tapi aku ingin bertanya, kira-kira acara seperti ini akan selesai pukul berapa? Apakah ada proses acara lain yang perlu kita lakukan?"

Mark tersenyum lalu menyentil hidung Haechan.

"Hingga tengah malam, sebentar lagi. Untuk menghilangkan jenuhmu. Bagaimana jika kita berdua berdansa?"

Alis Haechan mengkerut hampir bersentuhan.

"Berdansa? Di tengah-tengah? Di sana?" tinjuknya pada tengah aula dan diangguki oleh Mark tentunya, "aku tidak mau, aku malu. Lagipula aku tidak tahu caranya berdansa." elak Haechan.

"Kau hanya perlu mengikuti langkahku, jika perlu kau injak saja kakiku. Biar aku nanti yang melangkah. Bagaimana? Ini acara kita Haechannie sayang. Bagaimana mungkin ratu dan rajanya tidak berdansa sedangkan tamu yang lain asyik menikmati alunan musik, hm?"

"Tapi hyung___maksudku yang mulia."

Mark menggeleng.

"Kau harus terbiasa menjadi pusat perhatian ratuku. Kau adalah ratu negeri ini sekarang, hanya sebentar. Aku jamin kau akan menyukainya, bagaimana?"

Haechan diam sesaat, melirik ke arah semua ruangan. Dan semuanya sedang asyik melakukan aktivitas lain, tapi ada beberapa juga perhatiannya berpusat pada dirinya dan Mark.

"Baiklah, jika kakimu bermasalah aku tidak tanggung jawab. Yang mulia." Haechan menekankan dua kalimat terakhir.

Mendengar itu, Mark tidak marah. Dia bahkan kini tengah tersenyum lebar, dia melepaskan tangannya yang merengkuh pinggang Haechan. Mark mundur beberapa langkah, satu tangan ditaruhnya di belakang pinggang. Sedangkan tangan kanannya dia angkat untuk mengajak Haechan berdansa.

"Maukah kau berdansa denganku wahai ratuku?" ucap Mark dengan kepala tertunduk.

Semua yang di sana langsung menatap ke arah mereka berdua, Haechan bersemu merah. Lagi-lagi Mark memperlakukannya sangat spesial.

[07] The Magic BookHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin