📖Bagian_20

4.7K 676 18
                                    

DI dalam kolam yang tenang, Mark dengan Haechan yang berada dalam gendongannya muncul bersamaan dengan cahaya biru yang berpusat di tengah kolam. Dengan hati-hati dia membawa Haechan naik ke permukaan.

Di atas sana, sudah ada Jaemin dan Jeno yang sudah menunduk memberi hormat. Jeno, yang menatap Mark sudah ada di atas permukaan kolam mengangkat tangannya untuk memberikan angin ringan agar tubuh sang raja dan sang permaisuri dalam keadaan kering.

Haechan tidak sadarkan diri, mungkin tubuhnya kelelahan saat berhasil melewati portal menuju dunianya.

Dunia paralel.

"Aku akan membawa Haechan ke dalam kamar, terimakasih atas bantuan kalian berdua." ucap Mark pada Jeno dan Jaemin.

Keduanya membungkuk hormat.

"Ya yang mulia."

"Dan apa kalian sudah melaksanakan apa yang aku perintahkan?"

"Sudah yang mulia, sebelum kami membawa anda dan Haechan. Kami berdua sudah melakukan tugas itu, yang mulia tidak perlu khawatir." jawab Jeno dengan nada sopan.

Mark mengangguk.

"Bagus, kalau begitu kalian berdua beristirahatlah."

Mark berjalan melewati Jaemin dan Jeno, melewati gerbang besar yang berada di halaman belakang sebuah kastil yang sangat besar sekarang. Kastil megah bak kerajaan Eropa tempo dulu, semua penjaga di gerbang dan di dekat pintu membungkuk hormat kala Mark melewati mereka semua.

Sang raja telah kembali dengan seseorang dalam gendongannya.

Suara burung berkicau dan terdengar hingga ke dalam kamar yang ditinggali oleh Haechan, tubuh itu bergerak, mata itu perlahan terbuka. Tidur yang sangat nyenyak.

Haechan merentangkan tangannya, duduk di atas kasur yang sangat besar dengan tirai penutup yang sudah terbuka, dengan mata mengerjap, Haechan masih tidak menyadari dimana dia berada, yang dia tahu kini dia sudah berada di hotel yang berbeda pikiran.

Kakinya di bawa turun dari kasur tempat ia tidur, berjalan mendekat ke arah sebuah balkon. Mungkin. Tanpa ada Jendela di sana, hanya sebuah tirai besar berwarna merah, dan itu sudah dalam keadaan terbuka lebar hingga angin pagi dapat masuk ke dalam, satu lagi hal yang Haechan sadari. Kamar ini tidak memiliki AC.

Matanya terpejam, dengan dalam ia menghirup udara segar pagi ini dengan perasaan yang berbeda. Udara yang amat membuat dia merasa bugar.

Tapi siapa sangka.

Saat matanya terbuka sempurna, Haechan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"EOMMA!!!!" Haechan dengan kebiasaannya, "aku dimana? Dimana ini? Mark membawaku ke negara mana?" Haechan bertanya pada diri sendiri, tangannya bertumpu pada sisi balkon pembatas di sana.

"EOMMA!!!!" Haechan dengan kebiasaannya, "aku dimana? Dimana ini? Mark membawaku ke negara mana?" Haechan bertanya pada diri sendiri, tangannya bertumpu pada sisi balkon pembatas di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[07] The Magic BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang