[Bonus Chapter] : Pregnant

6.3K 609 23
                                    

HAECHAN bangun dengan tubuh yang terasa sedikit lelah dan pusing yang tidak terlalu kuat namun sedikit menganggu dirinya saat ini. Suara kesibukan di luar apartemen Mark juga membangunkan dirinya.

Sekarang mereka sedang kembali ke dimensi tempat Haechan berasal, ke dimensi yang lebih modern. Haechan sedari yang meminta, untuk urusan kerajaan, ada ibu suri yang mengurusnya, Haechan ingin kembali kemari karena merasa rindu.

Dengan mata yang masih setengah mengantuk, Haechan keluar dari dalam kamar dengan mengenakan baju piyama. Dia belum menggantinya sama sekali, nanti saja sehabis mandi pikirnya. Suara dentingan serta sesuatu yang jatuh cukup keras membuatnya membuka mata sepenuhnya.

Suara itu berasal dari arah dapur.

Haechan terlihat keheranan kala melihat dapur apartemen yang sangat berantakan, kulit telur yang berserakan di lantai, tepung hingga peralatan masak yang sudah tidak berada di tempatnya, dan semua itu adalah ulah dari Mark sendiri, jika seperti ini Haechan tidak akan bisa beristirahat.

"Hyung apa yang kau lakukan dengan semua ini?" Haechan membersihkan meja kotor yang penuh dengan cairan telur dan tepung yang kini sudah menjadi satu.

"Hyung sedang membuat kue untukmu." jawab Mark santai dengan kembali mencoba meratakan cream vanilla yang sudah ditaruhnya di satu buah kue tart yang sudah siap untuk dihias.

"Kue? Untukku hyung? Hyung tidak usah, astaga. Lihatlah, kau hampir saja membuat dapur ini hampir meledak."

Mark cemberut dengan wajah yang penuh dengan tepung.

"Aku hanya berusaha membuat apa yang kau inginkan, bukankah kau ingin memakan sesuatu yang manis? Maka dari itu hyung mencoba semua ini." ditunjuknya kue itu melalui lirikan mata.

Haechan hanya dapat tertawa kecil melihat kelakuan dari suaminya.

"Sudah, sekarang lebih baik hyung membantu untuk membersihkannya saja, untuk masalah kue. Kita akan membuatnya bersama."

Mark akhirnya mengangguk pasrah, dia mengambil satu kain lagi untuk digunakannya mengelao meja yang sangat kotor karena ulahnya, dilihatnya Haechan yang kini tengah mengambil kulit-kulit telur yang berserakan, membuangnya dalam tempat sampah tidak lupa mengepel lantai itu hingga benar-benar beraih tanpa noda.

Haechan benar-benar orang yang teliti jika sudah bersangkutan dengan kebersihan.

"Haechan cukup, bukankah kepalamu sedang sakit? Biar hyung saja yang membereskan sisanya."

"Tidak usah hyung, tinggal sedikit lagi dan semuanya akan beres."

Tidak ingin melihat Haechan kelelahan, Mark mengambil alih pekerjaan sang laki-laki manis; istirnya. Tidak hanya lantai, meja bar yang berbeda di dapur juga dibersihkan oleh Mark. Sampai mengkilap, catat. Mengkilap sesuai perintah dari Haechan.

"Sekarang sudah selesai." Mark duduk di salah satu kursi yang berbeda disana. Matanya kembali mentap kue yang dibuatnya barusa, penampilan yang sangat buruk. Mark bahkan kurang yakin dengan rasanya jika di lihat dari bentuk dan warna.

"Kenapa?" tanya Haechan menghampiri Mark.

"Sepertinya kue yang hyung buat gagal total, tapi hyung ingin sekali melihatmu memakan sebuah kue dengan full cream vanilla sayang. Apa hyung perlu memesannya? Biar kita makan berdua."

Haechan tersenyum dengan kepala yang digelengkan, giliran dirinya yang menatao kue buatan dari Mark, dia cukup terharu denga perjuangan yang dilakukan oleh suaminya. Hanya untuk dirinya.

"Lain kali jika perlu bantuan, hyung boleh memanggilku. Hyung itu tidak ahli dalam masalah dapur, bahkan dengan urusan menggoreng telur___" Haechan menghentikan ucapannya.

[07] The Magic BookWhere stories live. Discover now