15. When Vera is Crying

70.7K 8.4K 136
                                    

From: Btara Dosen Lily
To: Alea
Sore mau jalan?

Alea menoleh ke Vera.

"Ver, nanti sore jadi?"

Vera mengangguk.

"Jadi, dong! Kenapa emangnya? Lo nggak bisa ikut?"

"Bisa, kok. Kan gue udah janji mau nemenin lo."

From: Alea
To: Btara Dosen Lily
Nope. Aku udah ada janji

From: Btara Dosen Lily
To: Alea
Oke kalau gitu, have a nice day

Alea meletakkan ponselnya kembali ke dalam tas.

"Mau ke mana, nih? Mau gue antar sekalian, Ver?"

Vera menggeleng.

"Nggak usah! Nanti malah ganggu. Lagian bilang aja lo mau ikut cuma karena Alea, kan?"

"Ver," keluh Alea saat sahabatnya itu kembali menyikutnya.

"Kasihan nih si David udah berbulan-bulan menanti."

Alea memutar bola matanya malas.

"Ngomong lagi gue balik ke atas, nih!"

"Iya, iya, maaf, deh."

Vera menahan lengan Alea dan tersenyum agar Alea tidak meneruskan ngambek.

***
"Tuh anak ada-ada aja. Tas baru dipake satu semester udah rusak aja," gerutu Vera.

Alea tersenyum geli.

"Kan kecelakaan, Ver. Tasnya nyangkut kan bukan dia sengaja."

"Bukan sengaja gimana, sih?" Vera menggeleng. "Jelas-jelas Yogi masuk ke kebun tetangga gue bisa lewat gerbang. Ini malah milih lewat bawah pagar seng."

"Sensasinya, Ver. Kalau masuk kebun orang, minta izin, terus lewat pintu tuh nggak memicu adrenalin."

"Oh bener, adrenalin gue ikut kepicu gara-gara harus beliin dia tas baru."

Alea menggelengkan kepala. Ia lalu tertarik pada sebuah tas di ujung rak dengan hiasan gambar astronot di depannya. Tangan Alea mengambil tas itu dan menyodorkan pada Vera.

"Ini lucu, Ver."

Vera memandang tas itu dengan berbinar. Jujur gambar depannya sangat lucu. Jarang dia menemukan tas laki-laki yang lucu begini. Berbeda dengan tas perempuan yang biasa memiliki warna atau gambar lucu-lucu, tas anak laki-laki biasanya monoton.

"Mau beli ini?" tanya Alea.

Vera membalik price tag dan menggeleng pelan.

"Mahal banget. Nggak, ah. Sayang juga kalau nanti sobek lagi."

Vera mendorong tas itu pelan. Alea hanya mengangguk dan meletakkan tasnya ke tempat semula.

"Kalau ini gimana, Al?"

Vera telah berjongkok untuk melihat tas lain yang sekiranya memiliki harga lebih murah.

"Lucu, kok," ujar Alea. Tas berwarna biru itu tampak manis dengan bentuk robotnya.

"Harganya juga nggak mahal banget." Vera menarik tali tas. "Jahitannya juga kuat. Gue ambil ini aja, deh."

Vera berpamitan pada Alea untuk menuju kasir. Sembari menunggu, Alea iseng melihat tas lain. Tidak lama lagi Lily akan ulang tahun, siapa tahu ada tas yang bisa ia jadikan kado.

Accidentally SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang