5. Minum Antimo

118K 13.2K 595
                                    

From: Btara Dosen Lily
Alea, are you okay? Kenapa tadi teriak? Kamu perlu bantuan?

Alea menatap layar telepon yang menampilkan beberapa pesan serupa dari Btara dengan tatapan nanar. Alea malu, Alea sangat ingin memaki dirinya sekarang. Bisa-bisanya dia salah menekan tombol.

Pesan Btara yang kembali masuk membuat Alea menarik rambutnya pelan. Btara sepertinya benar-benar khawatir. Tapi Alea terlalu malu untuk mengatakan bahwa tadi dia kepencet.

Bodo amat! Lebih baik sedikit malu daripada Btara menelepon polisi karena mengira ada sesuatu yang terjadi padanya.

To: Btara Dosen Lily
Sorry banget, tadi aku kepencet ToT. I'm totally fine. Thanks for asking.

From: Btara Dosen Lily
Beneran nggak papa, kan?

To: Btara Dosen Lily
Iya. Udah dulu ya, udah malam, saya mau tidur.

Alea segera membalik ponsel setelah mengirim pesan. Ingin tidur hanya akal-akalannya saja. Mana pernah Alea tidur di bawah pukul dua belas malam.

"Kakaaak!" Suara Lily terdengar bersmaa dengan suara langkah. Lily membuka pintu kamar Alea dengan wajah berbinar.

Melihat Lily, Alea reflek menyembunyikan ponselnya ke belakang tubuh.

"Kenapa teriak-teriak? Habis dapet undian?"

"Ini lebih bagus daripada undian, Kak." Lily membuka sesuatu di ponsel dan menunjukkannya pada Alea. "Tara! Pendanaan kelompokgue gue udah cair."

"Udah? Kok cepet, perasaan baru kemarin bilang nggak bisa."

"Pak Btara sendiri yang mintain ke rektor. Sumpah gue seneng banget banget banget!" Lily melompat-lompat kecil. "Pak Btara peka banget, Kak. Masa tiba-tiba dia ngechat nanyain, terus langsung bantuin sampai beres. Baik banget, kan?"

Alea mengangguk pelan dengan bibir menyunggingkan senyum. Duh, dia hanya perlu memberi nomor dan uang tujuh puluh juta langsung cair.

"Kenapa lo senyum gitu?" tanya Lily curiga melihat raut wajah kakaknya.

"Gue seneng aja. Kalau uang lo cair, berarti gue nggak usah keluar duit. Udah ya, lo nggak boleh marah atau ribut lagi soal gue nampar dosen lo."

"Siap, Bu Bos!"

***
"Untuk aliran transpersonal masih ada yang ditanyakan?"

Seisi kelas terdian saat dosen di depan sana bertanya. Meski di luar kelas Btara asyik dan easy going, tapi kalau sedang mode dosen begini mereka tetap segan.

"Beneran nggak ada yang mau tanya? Awas lho ya kalau besok materi ini keluar nilai kalian kayak gini lagi. Kalau buku sama jurnal kurang, kalian harus tanya. Ngerti?"

"Ngerti, Pak," jawab mahasiswa di kelas itu kompak.

Btara lalu mengakhiri pelajarannya pagi hari ini. Dia segera mengemasi bawaannya dan beranjak meninggalkan kelas.

Meski masih pagi, ini adalah kelas terakhir Btara hari ini. Nanti siang dia dan beberapa orang dari Ceritajiwa akan berangkat untuk training Larisi. Btara mengusahakan perusahaan itu mendapat tempat di tanggal 15. Itu berarti, dia harus meluangkan waktu menjadi psikolog yang mendampingi karena psikolog Ceritajiwa yang lain telah memiliki jadwal masing-masing.

Btara langsung berangkat dari kampus ke Larisi. Dia telah mengemasi barang-barangnya di mobil. Btara memang hanya menginap satu hari, tapi dia harus membawa beberapa alat dan lembaran tes untuk acara training nanti.

Accidentally SoulmateWhere stories live. Discover now