19. Mine❤

101K 10.1K 464
                                    

Alea tersenyum miring. Dia menyandarkan punggung ke kursi dan melirik benda-benda di meja.

"Jadi ini semua maksudnya kamu nyuap aku?"

"Nggak," ucap Btara sembari memasang wajah menyangkal. "Kalau kamu mikir gitu, mungkin karena Amortentianya udah bekerja."

"Kamu nggak pede, ya? Sampai pakai amortentia gitu."

"Aku sih pede, cuma pakai amortentia biar kamu makin kepincut aja."

Alea mengedikkan bahu. Tangannya terangkat untuk menyentuh botol parfum merah muda itu.

"Jadi gimana? Bisa nggak?"

Alea menyatukan kedua tangan dan menyangga dagunya. Dia menatap Btara dengan tatapan menantang.

"Jelasin dulu, dong. Kenapa kamu suka sama aku, bahkan sampai nembak segala. Terus jelasin juga kenapa aku harus nerima kamu."

"Harus banget dijelasin?"

"Harus! Soalnya aneh, Tar."

"Anehnya di mana?"

"Kita kenal belum lama-lama banget. Dibilang deket banget juga nggak. Pokoknya aku masih ngerasa aneh aja kamu sekarang nembak aku. Lebih aneh lagi kalau aku terima."

"Tapi buat aku nggak aneh."

"Ya udah sekarang jelasin dulu."

"Mentang-mentang Bu HRD, masa aku nembak harus interview dulu?" celetuk Btara membuat Alea tertawa geli.

"Calon pekerja aja harus diwawancara, masa calon pacar nggak. Coba sekarang saya mau dengar jawabannya."

Alea menyatukan kedua tangan dan mengulurkannya ke Btara, seolah sedang memegang mikrofon. Btara berdehem pelan sebelum kembali bicara.

"Alasan kenapa aku suka sama kamu bahkan sampai nembak kamu. Pertama... Em... Kamu cantik, badan kamu juga bagus."

Alea mengangguk pelan mendengar jawaban Btara. Tidak buruk.

"Kamu nggak marah?" tanya Btara.

"Marah karena?"

"Biasanya kan kalau alasan suka karena fisik pada marah. Nanti bilang gini 'Oh, jadi kamu suka sama cewek karena fisiknya doang?'"

Alea tertawa sambil menggeleng pelan.

"Nggaklah aku nggak marah. Sebenarnya itu hak tiap orang mau suka karena alasan apa. Malah kadang mereka juga nggak bisa ngontrol mau suka sama siapa. Fans-fans artis yang suka karena visual doang juga sebenarnya sah-sah aja, sih. Lagian kalau kamu suka aku karena wajah dan badanku wajar nggak, sih. Orang aku cantik gini mirip Scarlett Johansson."

"Sebelah mananya yang mirip, sayang?"

"Kok udah sayang-sayang? Kan aku belum jawab iya. Coba sekarang alasan lain."

"Alasan lain mungkin karena kita obrolan sama bercandanya nyambung. Walaupun kadang kamu bilang candaanku kayak bapak-bapak, sih."

"Emang kayak bapak-bapak, kok. Terus? Ada lagi?"

"Alasan aku suka sama kamu ya karena kamu. Aku nggak bisa ngasih alasan rinci kenapa aku suka sama kamu. Atau jangan-jangan kamu udah pakai amortentia duluan, ya?"

"Enak aja."

Alea melempar kain lap kecil ke arah Btara.

"Terus kenapa aku harus nerima kamu?"

"Biar aku jadi pacar kamu."

"Emang kalau jadi pacar ngapain?"

"Emm..." Btara mengerutkan wajahnya. "Kalau umur tiga puluh tahun pacarannya ngapain, sih? Atau mau niru pacarannya anak SMP? Nanti kita pakai baju couple, suap-suapan di pinggir jalan, terus manggil ayah bunda."

Accidentally SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang