Extra Chapter 🔞

108K 6K 251
                                    

Ruangan besar di salah satu hotel ternama itu kini penuh dengan orang-orang. Berbagai kalangan datang sebagai tamu. Di bagian depan ruangan, berdiri megah sebuah pelaminan. Panggung besar itu dipenuhi bunga-bunga segar dengan warna dominan putih dan periwinkle blue. Di bagian belakang, terdapat rangkaian bunga dan hiasan lampu yang menjuntai dengan cantik. Di bawah juntaian lampu tadi, tentu saja ada si tokoh utama, kedua mempelai yang hari ini tengah berbahagia.

Btara dan Alea akhirnya menikah hari ini. Ballroom hotel ini menjadi tempat resepsi pertama mereka usai akad nikah tadi pagi. Rencananya, dua minggu lagi mereka akan pergi ke kampung halaman Alea untuk melakukan resepsi kedua. Sempat mengalami perdebatan, orang tua Alea akhirnya setuju jika akad dan resepsi pertama dilakukan di hotel tak jauh dari apartemen Btara itu. Hal ini diputuskan mengingat tamu dari keluarga Btara, juga teman-teman Alea dan Lily banyak yang ada di sini.

Alea yang berdiri dengan kebaya penuh payet itu tidak henti menunjukkan senyuman. Berbagai pujian dan doa ia dapatkan dari tamu-tamu yang hadir. Btara, suaminya, berkali-kali mencuri pandang dan mengusap tangannya, tahu jika di balik senyuman itu Alea sedikit tidak nyaman sebab harus berdiri dengan sepatu tinggi.

"Tamu keluarga kamu banyak juga," bisik Alea.

"Kayaknya nanti tamu dari keluarga kamu lebih banyak lagi. Kakak kamu aja ada tiga."

Alea tersenyum tipis. Apa yang dikatakan Btara benar adanya. Apalagi resepsi kedua nanti akan diadakan di rumah. Artinya, selama berhari-hari Alea akan terus menerima tamu, bukan hanya dalam waktu beberapa jam saja seperti sekarang.

"Nanti sampai apartemen kamu langsung tidur aja, pasti kaki kamu pegel," bisik Btara sebelum kembali bersiap menyalami rombongan tamu yang baru datang.

***

Sementara itu di sudut belakang dekat meja-meja berisi minuman, Vera berdiri sendirian. Dia menatap pelaminan dengan Alea dan Btara di atasnya. Dari kejauhan begini, dekorasi pelaminan mereka tampak sangat indah. Lampu dan bunga-bunga yang digantung di langit-langit hotel juga menambah kesan mewah acara pernikahan ini. Semua bunga yang dipakai juga bunga segar, pasti sangat mahal.

"Sendirian aja?"

Vera menoleh pada Anton yang berdiri di sebelahnya.

"Iya, tadi dari rumah sendiri. Tapi ini lagi nunggu temen-temen yang lain, sih, biar salamannya bareng."

Vera mengamati Anton yang memakai jas senada dengan keluarga Btara dan Alea yang lain. Alis Vera bertaut, kemudian jari telunjuknya bergerak membentuk garis di bibir.

"Mas Anton... Pakai lipstik?"

"Hah?"

Anton buru-buru menyentuh bibirnya sendiri.

"Kelihatan banget, ya?" tanya Anton. "Itu... Tadi disuruh sama adiknya Alea. Katanya biar nggak pucat."

Vera tersenyum dan menggeleng.

"Nggak kelihatan banget kalau nggak diperhatiin."

"Berarti kamu merhatiin saya?"

"Mas Anton kan ngajak ngobrol saya, masa iya nggak saya perhatiin?"

"Antonio?"

Vera dan Anton sama-sama menoleh ke arah kanan. Seorang pria paruh baya tersenyum pada Anton. Di sampingnya ada wanita yang menurut dugaan Vera adalah istrinya. Wanita itu tampil dengan riasan cukup tebal, terlihat cantik meski usianya tidak muda lagi. Dilihat dari kebaya dan sebuah clutch bermerek yang ia bawa, Vera tahu jika wanita itu termasuk orang berada.

"Om, tante."

Anton menyalami kedua orang itu bergantian. Si wanita melirik ke Vera dan tersenyum jahil.

Accidentally SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang