29. Lily Bilang Apa?

49.5K 6.9K 244
                                    

Alea menelan ludah. Ditatapnya Vera yang masih menunggu jawaban.

"Alea, kok lo diem aja?"

Vera menggoyangkan lengan Alea pelan.

"Itu... Gue..."

Alea mengelus tengkuknya. Apa tidak apa-apa jika dia menjawab Vera? Toh Alea juga tidak akan menyebutkan nama Btara. Masalahnya Alea sudah keceplosan. Tapi bagaimana jika Vera malah curiga.

"Karena David, ya?"

"Gimana?"

"Lo nggak bilang-bilang kalau udah punya pacar karena nggak enak sama David, ya? Lo kan juga tahu David suka sama lo."

Alea menelan ludah. Apa dia bohong sekalian saja?

"Nggak juga, sih, Ver. Gue..."

"Eh, itu David." Vera memegang lengan Alea dan mendekat ke arahnya. "Lo tenang aja, gue nggak akan bilang-bilang ke David, tapi lo harus ngasih tahu gue," bisik Vera sebelum berdiri.

"Pagi-pagi udah ke sini aja, lo. Ngapel?" tanya Vera.

David hanya mengedikkan bahu. Matanya melirik ke Alea dengan bibir tersenyum. Alea hanya mengangguk pelan sambil memberi senyum tipis.

"Nih pesenan lo. Gara-gara lo doang ibu gue ganti menu. Harusnya hari ini nggak bikin donat kentang."

David menerima bungkusan dari Vera dengan senyum lebar. Dia menggerakkan tangannya untuk mengacak rambut Vera.

"Bilangin ke ibu lo kalau gue sayang banget sama dia. Baik banget ibu lo, nggak kayak anaknya."

Vera yang sedang merapikan rambutnya berdecak kesal.

"By the way, tadi kalian lagi ngomongin apa? Kok bisik-bisik gitu."

"Kepo. Kita ngomongin urusan perempuan dan lo nggak perlu tahu. Iya, kan, Al?"

Alea mengangguk. Dia merapikan beberapa berkas dan berdiri.

"Ayo, Ver. Pagi ini kita ada rapat HR."

"Oh, iya."

Vera melihat ke sekeliling. Beberapa orang dari divisi mereka mulai berangkat ke ruang rapat.

"Sebentar gue siap-siap dulu. Lo tunggu deket lift nggak apa-apa."

Alea mengangguk. Dia melewati David sambil menepuk lengannya dua kali.

"Duluan, ya."

"Iya," jawab David.

Saat melangkah menuju lift, Alea sempat mendengar suara Vera yang menanyakan kegiatan David hingga sempat-sempatnya datang ke sini.

***
Rapat pagi ini tidak lama, tapi cukup menguras tenaga dan pikiran. Dibanding rapat, ini lebih ke duduk dan mendengar omelan panjang lebar. Salah satu senior Alea marah besar. Ada kekeliruan data yang diinput oleh keryawan lain. Akibatnya, salah satu karyawan yang telah resign tercatat tetap bekerja dan mendapatkan gaji selama beberapa bulan.

Alea paham kenapa seniornya itu sampai sangat marah. Ini bukan perkara sepele. Perusahaan telah membuang-buang uang untuk orang yang tidak lagi bekerja di sini. Untuk meminta kembali gaji yang telah dibayarkan juga tentu tidak mudah karena ini murni kesalahan perusahaan.

Anehnya, Mas Anton yang biasanya berapi-api kini hanya diam menunduk. Alea jadi curiga jika Mas Anton yang membuat kesalahan ini.

Rapat pagi ini diakhiri oleh Pak Surya yang dengan suara lembut meminta semua orang agar lebih teliti dalam bekerja. Kalau saja kepala HRD mereka bukan Pak Surya, pasti orang yang membuat kesalahan telah dirujak habis-habisan.

Accidentally SoulmateWhere stories live. Discover now