7. Ada Apa Dengan Lily?

106K 12K 267
                                    

Setelah acara makrab, Alea tidak langsung tertidur. Dia memilih keluar untuk mencari udara segar. Tangannya membawa termos kecil berisi jahe panas yang ia minta dari pihak konsumsi. Tadi Alea mengajak Vera keluar, namun perempuan itu menolak. Katanya ingin tidur agar besok tidak kelelahan. Jadilah Alea sendiri menyusuri bukit-bukit kecil di area penginapan.

Acara training diadakan di daerah puncak, namun tidak terlalu jauh dari pusat kota. Kantor Alea menyewa sebuah penginapan bergaya Jawa klasik. Terdapat ukiran khas Jepara di pintu-pintu jati. Setiap ruangan memiliki sentuhan kain batik yang Alea yakini merupakan batik tulis asli. Lampu gantung di lobi juga sangat khas Jawa, mengingatkan Alea dengan rumah Uti di Jogja.

Kaki Alea melangkah hati-hati di undakan yang disusun dari batu alam itu. Memang tidak ada hujan hari ini, namun batuan di sana tetap licin. Salah-salah, Alea bisa tinggal nama besok.

Undakan itu mengarah ke beberapa gazebo kecil. Tadi sore Alea sempat ke sini karena penasaran. Sayangnya, dia tidak bisa berlama-lama karena harus segera kembali ke acara. Alea bersyukur karena yang terpasang di pohon-pohon sebagai pemanis adalah lampu sentir, bukan lampu untuk pohon natal seperti yang sering ia temui. Serius, memasang lampu yang katanya "kekinian" itu malah terkadang merusak suasana.

Ternyata tidak hanya Alea yang ada di sini. Beberapa peserta dan rekan sekantor juga sedang mencari udara segar di sini. Selama berjalan, Alea beberapa kali menunduk karena disapa. Ia memilih berkeliling tempat itu. Ketika melihat spot yang cantik, Alea akan mengeluarkan ponsel untuk memotretnya.

Kepala Alea tertoleh untuk mencari gazebo yang kosong. Sepertinya menyenangkan bisa menikmati jahe panas di gazebo sambil menikmati dinginnya udara malam. Sayang, gazebo-gazebo di sini telah terisi semua. Alea tidak enak jika harus menumpang ke salah satu gerombolan peserta atau gerombolan senior.

Pandangan Alea jatuh di gazebo paling ujung. Dibanding gazebo yang lain, gazebo itu berukuran lebih kecil. Hanya ada satu orang yang menempati gazebo itu. Semula, Alea tidak tahu yang menempati gazebo itu peserta atau karyawan kantor, namun sesosok laki-laki itu menoleh tepat saat Alea berjalan ke arahnya. Btara, lelaki itu kini menatapanya. Akan sangat canggung jika Alea memilih putar balik.

"Hai," sapa Alea canggung.

Btara yang duduk bersila di atas pendopo tersenyum.

"Hai," balasnya sumringah. "Mau duduk di sini?"

Alea merasa lega karena Btara langsung paham maksudnya. Dia segera melepas sandal dan ikut duduk bersama Btara.

"Kok sendiri?"

"Timku udah pada tidur. Terus yang lain kan orang-orang kantor kamu," jawab Btara. Ia kemudian mengambil keripik kentang yang ia makan dari tadi.

Alea beralih ke termos di tangannya. Ia membuka tutup termos hingga bau jahe menguar. Dengan hati-hati, Alea menuang jahe panas itu ke tutup termos yang ia jadikan gelas. Uap langsung mengepul begitu cairan itu keluar.

Setelah meletakkan termos tanpa tutup ke samping pahanya, Alea mulai minum. Ia bersandar di tiang gazebo, berhadapan dengan Btara, namun matanya ke arah lain. Ia menatap beberapa orang yang tampak asyik bercengkerama.

Begitu satu gelas, maksudnya tutup jahe habis ia minum, Alea baru sadar bahwa Btara menatapnya.

"Ah iya, maaf lupa nawarin kamu. Kamu mau?"

Alea meraih termosnya. Btara mengangguk pelan sebagai tanda menerima tawaran Alea. Padahal dia juga tidak menawarkan keripik kentangnya ke Alea.

"Kok kita bisa kebetulan ketemu lagi, ya?" tanya Alea untuk memecah keheningan.

Accidentally SoulmateWhere stories live. Discover now