T U J U H B E L A S

30.2K 2.8K 29
                                    

Update lagi, 

menepati janji kemarin walaupun kesorean haha

enjoy!

---------

Hari Jumat malam, di salah satu restoran di pusat Jakarta, terlihat 4 orang sekawan yang sedang duduk sambil menikmati hidangan yang ada di depan mereka, diselingi dengan obrolan mengenai berbagai macam topik. Dari soal pekerjaan sampai hobi. Mereka adalah Renjaka, Jaendra, Hani, dan Aji. 

Bercerita sedikit mengenai bagaimana mereka bisa jadi sekumpulan orang yang berada dalam satu kantor yang sama, kecuali Aji. Menempati posisi atas pada satu perusahaan yang sama, Jaendra, Renjaka, dan Hani ternyata adalah teman yang memang sudah saling mengenal sebelum mereka bekerja di kantor mereka saat ini. Renjaka dan Jaendra adalah teman kuliah Hani di satu universitas yang sama, walaupun berbeda jurusan. Mereka bertemu di satu organisasi kampus yang akhirnya mendekatkan mereka sampai saat ini. Sedangkan Aji adalah kekasih Hani yang dikenalnya saat mereka mengambil gelar Master di benua seberang. 

Kebiasaan berkumpul ini sudah sering mereka lakukan sejak kuliah, berlanjut sampai mereka bekerja saat ini. Akhirnya Hani juga sering mengajak Aji untuk berkumpul, awalnya hanya untuk mengenalkan Aji kepada 2 sahabatnya, tapi ternyata mereka bertiga justru cocok dan sering juga berkumpul melakukan hobi bersama walaupun Hani tidak ikut.

Seperti sekarang, agenda berkumpul mereka saat ini tentu saja mengenai cerita Renjaka yang mengantar sekretarisnya itu ke Bandung. Hani yang tampak excited dengan senyum sumringah tampak terus menggoda Renjaka sejak awal mereka bertemu hari ini, "Jadi gimana ceritanya bisa nganter Renata ke Bandung, Ja?"

Renjaka menghela nafasnya sambil menatap Jaendra sengit, "Cepet ya kabarnya nyebar?"

Jaendra yang disindir hanya tertawa. Hani kembali membuka suara, "Cepetan, Ja, ceritain"

"Ya apa sih, Han? Cuma nganterin ke Bandung karena dia gak dapet travel. Ibunya mendadak sakit dirawat"

"Baik banget Direktur Perencanaan kita mau nganterin sekretaris yang dijutekinnya tiap hari sampe ke Bandung" sindir Hani kali ini.

Renjaka mendecih pelan mendengar sindiran halus Hani, "Kebetulan udah gak ada kerjaan urgent aja, Han"

"Sebenernya gak apa-apa juga sih, Ja, lo mau nganterin dia ke Bandung, ke Malang, ke Surabaya, ya bebas aja sih. Cuma apa yang akhirnya membuat lo gak nyuekin lagi sekretaris lo itu?"

"Karena dia gak dapet trave, kan gue udah bilang tadi"

"Kenapa gak lo suruh naik kereta aja?"

"Ya karena gue juga udah gak ada kerjaan kan?"

Jaendra yang daritadi hanya mendengarkan penjelasan Renjaka yang hanya berputar terus di satu penjelasan, kali ini angkat suara, "Kalo tiba-tiba tante gue sakit di Bandung, lo mau nganterin juga, Ja?"

"Kan lo bisa nyetir mobil sendiri!" Renjaka menjawab dengan tegas.

"That's the point, Ja. Kenapa lo sampe mau nganter Renata ke Bandung padahal kan dia bisa nyetir sendiri ke sana?"

Renjaka terdiam di tempat duduknya, bingung harus menjawab dengan alasan apa atas pertanyaan Jaendra. 

Ketiga temannya yang lain tertawa melihat keterdiaman Renjaka. Hani menepuk pelan bahu Renjaka, "Ja, it's okay apapun alasan lo nganterin Renata. Entah karena lo nggak tega dia nyetir sendiri, atau karena lo emang mau nemenin dia di saat dia lagi panik kaya kemaren itu. Gue cuma perlu ngingetin satu hal ke elo, Ja. Setelah ini, mungkin bakalan ada yang beda. Gue juga gak tau apa yang ada di pikiran Rena tentang lo yang anterin dia ke Bandung, entah dia santai aja atau ada pikiran macem-macem. Lo mesti ambil sikap, Ja."

Never Been Easy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang