D U A D E L A P A N

29.9K 2.9K 156
                                    

Aku update sekarang aja biar ga greget karena part kemarin gantung ya haha

enjoy!

---

"Apa Bapak gak ingat kalau saya cuma sekretaris pengganti buat Bapak saja saat ini?"

Renjaka yang kali ini terkejut dengan pertanyaan Renata, "Kenapa tiba-tiba bawa status sekretaris kamu?"

"Saya ini bawahan Bapak loh, yang bisa aja nanti langsung digeser begitu Nia sudah bisa balik kantor setelah cuti lahirannya. Gak tau setelah ini saya dipindah kemana" Renata mengelus telapak tangannya sendiri di bawah meja. 

"Rasanya sejak awal saya tidak pernah membawa soal jabatan pekerjaan sebagai alasan saya"

Renata tersenyum, "Kalau begitu, saya yang perlu mengingatkan Bapak kalau saya itu bawahan Bapak. Apa kata orang kalau tahu Direktur Perencanaan mereka tertarik pada sekretarisnya sendiri?"

"Saya tidak suka dengan orang-orang yang menganggap jabatan menentukan tingkatan hidup seseorang. Pribadi masing-masing orang yang menentukan semua itu. Apa masalahnya tertarik dengan anak buah sendiri? Asalkan dia bukan pacar atau istri orang lain, rasanya semua sah-sah saja"

"Bapak saat ini sudah memiliki pacar atau calon Ibu potensial buat Rendra?"

"Saya sedang menawarkan posisi itu untuk kamu kan?"

"Terus kenapa Bapak bilang tadi kalau status duda Bapak yang membuat saya bingung?" 

Renjaka terdiam kali ini. "Status saya yang sudah pernah menikah mungkin akan menjadi satu hal yang perlu kamu pertimbangkan, Renata. Ditambah lagi ada Rendra juga. Saya bukan laki-laki single yang bisa kamu banggakan sebagai pasangan"

"Bapak kan tadi yang bilang kalau saya sudah bisa akrab dengan Rendra?"

"Iya, tapi anggapan orang-orang nanti..." belum selesai Renjaka berkata, Renata yang kali ini memotong pembicaraan, "Kenapa jadi Bapak sekarang yang ragu?"

"Saya tidak ragu, Ren. Saya hanya menjelaskan posisi saya saat ini. Saya sedang membuka cv pribadi saya di depan kamu, agar kamu bisa mempertimbangkan tawaran saya, dengan segala term & condition yang saya miliki" penjelasan Renjaka membuat Renata tertawa. 

"Kalau saya menerima Bapak, memang harusnya sudah sepaket dengan Rendra kan, Pak?"

Renjaka mengangguk, "Kamu terima?"

"Buru-buru banget mau ke mana sih, Pak?" tanya Renata sambil tertawa, "Jujur, semua ini masih mengejutkan saya. Bapak tidak pernah menunjukkan atensi Bapak sama saya kecuali nganterin saya pulang kemarin..."

Renata tampak berpikir, kemudian melanjutkan, "Oh, sama nganterin saya ke bandung. Nganterin ke rumah sakit. Ngajak saya makan malam sekarang" Renata menatap Renjaka, "Banyak ternyata ya, Pak"

Suasana yang sempat tegang saat membahas mengenai status duda Renjaka tadi kini terasa lebih mencair setelah pernyataan renata tadi. Dilihatnya wanita itu sudah agak santai, tidak lagi seterkejut tadi. "Jadi apa jawaban yang kamu berikan?" tanya Renjaka. 

"Boleh kasih saya waktu, Pak?" pinta Renata.

Renjaka tersenyum kemudian mengangguk, "Take your time. Saya tahu kondisi kita tidak membuat semuanya mudah. Tapi yang perlu kamu tahu, saya tidak mempedulikan posisi kamu yang hanya sekretaris saya. Saya melihat sama kamu karena kamu adalah perempuan yang menarik perhatian saya karena sikap kamu, pikiran kamu. Dan semoga status pernikahan saya juga tidak menjadi rintangan untuk saya mendapatkan balasan perasaan dari kamu"

Never Been Easy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang