[Extra Part] T I G A

31.1K 1.9K 27
                                    

Renata sedang duduk di salah satu kursi di sebuah ballroom luas dengan dekorasi warna putih dan emas menghiasi ruangannya. Renjaka juga duduk di sebelahnya sambil sesekali bertanya pada Renata, apakah wanita itu nyaman atau membutuhkan sesuatu.

"Mau nambah lagi nggak, minumnya, Ta?" tanya Renjaka. 

Renata menggeleng setelah menghabiskan minuman di gelasnya. Mereka sedang berada di pernikahan Hani dan Aji yang diselenggarakan di salah satu hotel di ibukota. Tidak kalah meriah dan mewahnya dengan acara pernikahan Renjaka dan Renata beberapa waktu yang lalu, pernikahan Hani dan Aji juga dilangsungkan besar-besaran. 

Mengingat posisi Hani sebagai direktur dan juga Aji yang memiliki posisi yang hampir sama di kantornya, membuat acara ini tidak bisa dilangsungkan secara sederhana. Beberapa tamu yang hadir pun merupakan orang-orang penting, baik dari kalangan pekerjaan maupun hubungan eksklusif lainnya. 

Renjaka dan Renata masuk dalam salah satu tamu VIP. Selain sebagai sahabat kedua mempelai, posisi Renjaka dalam pekerjaan yang setara dengan Hani membuatnya menjadi salah satu tamu istimewa di acara tersebut. 

"Kok tumben Jaendra belum keliatan, Mas?" tanya Renata memperhatikan bangku kosong yang seharusnya ditempati Jaendra.

"Lagi jemput pasangannya paling, diancem Hani katanya mending gak usah dateng daripada dia dateng sendiri"

Renata tertawa, "Emangnya kenapa?"

"Takut Jaendra malah godain temen-temennya Hani yang dateng, kalo dia dateng sendiri"

Renata kembali tertawa mendengar jawaban Renjaka, kemudian Renjaka melanjutkan, "Padahal Jaendra mau dateng sendiri ataupun mau sama pasangan, kalo emang dia mau godain cewek ya godain aja. Gak ada segannya"

Tawa mereka kembali pecah dan baru berhenti ketika sebuah tepukan mendarat di pundak Renjaka, "Jaka!" 

Panggilan yang tentu saja datang dari, siapa lagi kalau bukan Jaendra. Renjaka berbalik kemudian terkejut melihat kedatangan sahabatnya itu. Bukan karena tepukan atau panggilannya, melainkan dengan siapa Jaendra datang malam ini.

Renata yang ikut berbalik, hanya tersenyum melihat siapa pasangan Jaendra malam ini. 

"Adelia?" panggil Renjaka melihat kehadiran adiknya itu. 

Adelia memang kenal dengan Hani, dan dia juga mendapat undangan untuk hadir di acara pernikahan Hani dan Aji. Namun, Ia tidak menyangka kalau Adelia akan hadir bersama dengan Jaendra.

Renjaka menatap tajam teman dan adiknya itu bergantian, membuat Jaendra tertawa dan malah menarik tangan Adelia untuk duduk di dua kursi kosong dekat Renjaka dan Renata. 

Setelah duduk, Jaendra kembali menemukan tatapan tajam dan tidak suka dari Renjaka yang masih tertuju kepadanya, sontak membuat laki-laki itu tertawa. 

"Santai aja, bro, ngeliatnya" ujar Jaendra sambil tertawa.

"Apa yang gue nggak tahu di sini? Jae, lo kenapa ajak adek gue? Lia, kok lo bisa bareng dia?" tanya Renjaka pada Adelia dan Jaendra.

"Ya kan kita sama-sama diundang" Jaendra menjawab.

Renjaka tidak mempedulikan jawaban Jaendra dan beralih pada Adelia, "Kan tadi gue udah ajak berangkat bareng, katanya mau berangkat sendiri. Kenapa malah jadi sama Jaendra sih?" 

Jaendra kembali menjawab, "Emang janjiannya sama gue, ngapain berangkat bareng elo?"

Renjaka kembali menatap tajam Jaendra. Adelia hanya duduk di tempatnya sambil tertawa sekali melihat kekagetan kakaknya itu. 

Jaendra kemudian beralih pada Renata, "Ren, tolong suami kamu diademin dulu nih. Mukanya kaya mau makan orang"

"Elo yang pengen gue makan" balas Renjaka galak, membuat semua orang yang ada di meja itu tertawa. 

Never Been Easy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang