Chapter 10: Monster Mega Ragu Ragla

49 18 119
                                    

Dari kepulan asap, berkelebat sebuah rantai hitam yang melesat ke arah Lurecia dan Mandala. Gadis itu menulis sesuatu di udara dengan tongkatnya.

Sebuah lingkaran sihir muncul dan membendung rantai itu mengenai  sasarannya. Tampak Lurecia kewalahan menahan tekanan dari rantai hitam misterius itu.

Perlahan, lingkaran sihir yang diciptakan gadis itu, mulai mengalami keretakan. Darah segar mulai mengalir dari bibir dan hidungnya. Mandala yang melihat hal itu segera bertindak. Dengan kibasan tangan, tubuh Lurecia terguling keluar dari pertahanan lingkaran sihir dan rantai itu pun menghunjam tepat ke arah Ace Mandala. Ledakan kembali terjadi.

Saat debu mulai memudar, tampak tubuh Mandala yang telah tidak sadarkan diri terikat kuat oleh rantai itu. Sementara, pemilik rantai yang merupakan seorang wanita berpakaian seksi, ketat, berbelahan rendah, dan celana hitam yang begitu menampilkan keindahan tubuhnya, tampak tersenyum sinis.

"Kau terlalu lama, Dhaindra. Membereskan sampah seperti ini saja kau tidak becus!' bentaknya keras. Dengan gemulai ia melangkah sambil sesekali menjilati bibirnya.

"Tidak ada yang meminta bantuanmu, Freiya!" sengit pria berzirah hitam itu dengan suara keras.

Freiya hanya tersenyum, sambil menarik rantai yang mengikat Mandala ke arahnya.

"Ketua  memerintahkan kau untuk kembali," ujarnya melirik Dhaindra dengan angkuh.

Dhaindra hanya mendengus mendengar ucapan wanita berpakaian terbuka itu.

"Aku akan kembali jika sudah menangkap pemuda itu!" tunjuknya pada Rion Angel.

Wanita itu memandang sosok Rion, lalu mengibaskan tangan kanannya. Sepasang rantai hitam melesat ke arah Rion yang langsung terbang menghindar.

"Menarik,"  ujar Freiya sambil terus menyerang pemuda itu dengan rantai-rantainya.

Rion menghindari serangan wanita itu dengan melakukan manuver berputar di udara. Sebuah lingkaran sihir muncul di hadapan pemuda itu dan melesatkan sejumlah pedang panjang ke arah Freiya yang dengan mudah ditepisnya. 

Dhaindra dan sosok berjubah dengan cakram segera melesat maju, turut menyerang Rion Angel. 

"Sancta Magicae... Nazgul Luzem!" Abel yang telah terluka cukup parah, seketika melancarkan magisnya. 

Pancaran cahaya putih turun dari sebuah lingkaran magis yang tercipta di udara. Pasukan berzirah yang masih tersisa, seketika ambruk tidak bisa bergerak lagi setelah terkena serangan itu. Sedangkan, Dhaindra dengan segera melemparkan kapaknya tepat mengincar kepala Abel. Sebuah benturan keras terdengar saat sebuah pedang menghentikan senjata Dhaindra. Albatraz muncul tepat waktu dan berhasil mencegah kepala Abel Forsetti terpisah dari raganya.

Sosok dengan cakram muncul di samping Albatraz dan melayangkan sebuah tendangan memutar. Pria paruh baya itu terlempar dan mencium tanah, beberapa meter dari tempat Lurecia.

Rion kini diserang oleh dua orang secara agresif. Sementara, Abel disibukkan oleh Freiya. 

"Sanctum Nasta Ignisio!" Sambil melesat ke udara, Rion melancarkan puluhan pedang berelemen api ke arah pengeroyoknya.

Sebuah rantai melilit kaki pemuda itu. Ternyata Freiya bergabung mengeroyok Rion, seusai menghempaskan Abel ke dinding kuil. 

Keadaan Rion Angel mulai terdesak dengan rantai yang mulai melilit tubuhnya. Sementara, Dhaindra dan sosok dengan cakram menyerang dari sisi berlawanan. 

"Pregorio!" Lurecia mengacungkan tongkatnya. 

Tubuh Rion Angel secara tiba-tiba menghilang dari belitan rantai milik Freiya, sehingga cakram dan kapak Dhaindra beradu satu sama lain. 

Alcholyte Saga : Tujuh AstralisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang