Chapter 16: Kota Mistis, Althena

52 38 210
                                    

    

    "Svart Hulls!

    Lancester merapal magis sambil  melangkah mundur mengambil jarak dari skil Aqualung. Sebuah pusaran hitam muncul di antara keduanya dan langsung menelan gelombang biru yang dilancarkan Astralis berelemen air itu. 

    "Orang ini sangat kuat. Magis dan serangan fisik tak mempan sama sekali," ujar Cliff pada Lucas yang di jawab dengan anggukan. Keduanya masih belum bisa bangkit setelah terkena serangan Lancester. 

    Lucas menatap sosok yang tengah bertarung dengan Aqualung lebih serius. Ia dapat melihat setiap serangan Aqualung tidak dilontarkan balik oleh pria berjubah biru itu. 

    "Caira, menghindar! Dia mengincarmu!" seru Lucas tiba-tiba. 

Caira yang mendengar seruan Lucas bersiap menyambut kedatangan Lancester. 

    "En bolt av lyn helvete, oximus!" Lancester menyabetkan sabitnya beberapa kali di udara. Aqualung seketika mundur begitu melihat aura gelap menyebar dan mengarah ke arah Caira. Astralis air itu tepat berada di hadapan Caira, tiba-tiba pergerakannya terhenti. Tubuhnya membeku tidak dapat digerakkan. Tubuhnya terpental bersamaan terjadinya ledakan yang dahsyat. 

    Caira hanya bisa terpana melihat Astralis tipe airnya itu tersungkur tidak berdaya, sementara sosok berjubah biru kembali melayang di udara. 

    Kedua tangannya terangkat dan membentuk sebuah bola magis hitam. Secara tiba-tiba Caira dan lainnya merasakan tubuh mereka seolah tertekan begitu kuat oleh gaya gravitasi yang diakibatkan magis Lancester. 

    Sosok itu sudah mulai bersiap melepaskan serangan, ketika sebuah portal muncul di sampingnya. Seseorang dengan zirah hitam yang tidak lain adalah Dhaindra Sorelis, muncul dan menghentikan  Lancester. 

    "Kau terlalu berlebihan! Tugasmu merebut senjata Paladia, bukan menghabisi Arcanar!"

     Lancester tampak kesal saat dirinya dihentikan secara mendadak. Tanpa berkata apa pun ia langsung menghilang melalui sebuah portal berwarna merah yang muncul di belakangnya. 

    Caira dan lainnya kembali bersiap karena sosok Dhaindra yang melayang di atas mereka memberikan tatapan yang sangat dingin. 

    "Belum saatnya kalian di musnahkan. Peran kalian masih penting." Sambil tertawa ia pun menghilang seperti kedatangannya. 

    "Kau tak apa-apa?" tanya Lucas pada Caira yang tengah mengalirkan magis penyembuh pada Millia.

    Caira mengangguk pelan sambil tetap fokus pada kegiatannya. Perlahan-lahan luka pada tubuh Millia  pun lenyap seutuhnya.

    "Terima kasih, Caira," ujar Millia sambil tersenyum. 

    Meski mereka berada di situasi genting beberapa saat yang lalu, Caira dan lainnya merasa masih beruntung bisa selamat, meskipun pada akhirnya mereka mengetahui segelintir informasi perihal adanya orang-orang yang mengincar senjata jenis pusaka Paladia. 

    Senjata Imperial Paladia, merupakan senjata yang memiliki kemampuan hebat. Keberadaannya tersebar di berbagai wilayah Alcholyte. Saat ini, Lucas dan Millia merupakan pemegang dari senjata itu. Aurora Blade dan Scorpion Tail. 

Seusai menguburkan mayat prajurit Estardia, mereka kembali melanjutkan perjalanan. 

    "Luc, kau pendiam sekali," seloroh Millia yang melihat rekannya itu terdiam semenjak mereka meninggalkan tempat pertempuran. 

    "Tidak apa-apa, Millia. Aku hanya memikirkan sosok bernama Lancester yang menyerang kita," ujarnya sambil fokus mengendarai magiatornya. . 

Alcholyte Saga : Tujuh AstralisWhere stories live. Discover now