Chapter 31: Astralis Mekanik

1 0 0
                                    

Vandescar Palace berguncang keras saat menahan gempuran teknik Axel. Perlahan, awan di atas Palace seketika mengalami perubahan. Awan mulai menggumpal dan berputar membentuk mata badai. Leonidas yang bisa melihat keluar dari balik kubah terperanjat melihat perubahan yang terjadi. Sementara Lucas tak bisa menyembunyikan raut cemas di wajahnya.

"Omniuz," ujarnya parau.

Leonidas menoleh ke arah pemuda itu.

"Senjata dari Zodiac, organisasi di mana Axel bernaumg. Senjata itu sangat mengerikan karena telah menghancurkan salah satu kota di Estardia." Lucas menjelaskan secara singkat.

Leonidas mengepalkan tangan yang mengenakan Gaia Gear. Cahaya kecokelatan berpendar terang. Getaran yang cukup kuat pun mulai terasa di Palace dan kota di bawahnya. Sementara itu, dari balik awan yang membentuk mata badai di atas Palace secara perlahan muncul bayangan hitam pekat yang terbungkus sebuah aura berbentuk bola. Saat bola tersebut keluar sepenuhnya, sosok naga bersayap dengan warna hitam merah mengepakkan sayapnya. Sorot matanya yang kemerahan menatap tajam ke arah Palace yang masih terbungkus bola tanah raksasa.

Makhluk itu segera melesat ke arah Palace seraya membuka mulutnya. Bola energi kehitaman meluncur dari mulut makhluk itu dan menghantam kubah Palace berkali-kali.

"Astralis?" Lucas tertegun melihat makhluk yang melayang di atas mereka seraya menembakkan bola bola energi.

Gaia Gear menunjukkan kekuatannya. Kubah yang berkali-kali digempur makhluk yang disebut Lucas, Astralis itu beregenarasi terus menerus. Astralis bernama Pndemonium itu melesat lebih tinggi. Sambil melayang, makhluk itu membuka sayapnya lebar-lebar. Lingkaran magis berukuran besar muncul di mulut makhluk itu.

"Tuan Leonidas!" Lucas menatap pemimpin Vandescar itu dengan cemas.

Leonidas mengangkat tangannya. Cahaya dari Gaia Gear semakin cemerlang. Bersamaan dengan itu, puluhan tiang tanah melesat ke arah Pandemonium dan menghantam makhluk itu telak.

Astralis gelap itu terlihat oleng, tapi kembali mengepakkan sayapnya untuk melancarkan serangan. Sebuah bola hitam pekat melesat dari mulut Pandemonium dan menghantam kubah Palace.

"Darimana Zodiac mendapatkan makhluk itu?" gumam Lucas.

"Itu adalah proyek terlarang kami, sebelum dihentikan lima tahun lalu," sahut Leonidas yang mengejutkan pemuda berambut hijau itu.

"A... Apa maksudnya?"

Belum sempat pertanyaan Lucas mendapatkan jawaban, Palace kembali dihantam bola energi yang dilontarkan Pandemonium.

Leonidas menempelkan tangannya di lantai. Tiang tanah yang sebelumnya menyerang Pandemonium kembali muncul dalam jumlah banyak disertai aura putih yang melapisinya. Tiang itu menyerang Astralis milik Organisasi Zodiac itu dengan gesit dari berbagai arah. Pandemonium melesat menghindari tiap serangan Leonidas. Namun, makhluk itu tidak bisa menghindari tiang tanah yang cukup banyak, sehingga tubuh Pandemonium terhantam telak, kemudian tubuh Astralis itu terlilit tiang tanah dan menghentikan pergerakannya.

Leonidas dan Lucas Green bernapas lega. Namun, Pandemonium tiba-tiba mengaum keras. Bersamaan dengan itu, cahaya hitam membungkus makhluk itu dan melenyapkan tiang tanah yang mengekangnya.

Makhluk menyerupai naga itu kembali mengudara dan bersiap menembakkan bola energi hitam dari mulutnya.

"Terra Draconis!" Leonidas menempelkan kedua tangannya ke lantai Palace.

Puluhan pilar tanah kembali melesat ke arah Pandemonium. Pilar-pilar itu menghantam makhluk itu berkali-kali, membuat naga hitam itu mengaum keras. Pandemonium melesat lebih tinggi, tetapi pilar tanah ciptaan Gaia Gear terus mengejarnya.

Alcholyte Saga : Tujuh AstralisWhere stories live. Discover now