Chapter 25: Invasi Dimulai

4 2 0
                                    

"Terima kasih, Nona Lurecia." Altair membungkuk pada gadis berambut cokelat itu sebagai ucapan terima kasih.

Saat ini, Lucas dan lainnya tengah berada di ruang utama Airship Thalon, untuk membahas yang menimpa Altair. Pria bawahan Lucas Green itu telah menceritakan segala hal yang ia ketahui perihal organisasi Dhindra yang bernama Zodiac itu. Altair juga menyerahkan kembali dua senjata Paladia yang sempat direbut Dhaindra.

"Tujuan utama mereka belum jelas, tapi anggota mereka tak bisa dianggap remeh," jelas Altair.

"Saat kami di Lunathea, hanya Dhaindra dan seorang rekannya saja yang menyerang, sebelum wanita bernama Freiya itu datang," ungkap Lurecia.

Lurecia menceritakan perihal pria dengan jubah dan bersenjatakan cakram pada yang lain. Menurutnya, kemampuan pria itu sangat hebat dan bisa memanipulasi senjatanya sesuai dengan kemauannya. Berdasarkan pengamatan gadis itu, senjata yang digunakan sejenis senjata yang bisa memanipulasi magis.

"Maksudmu, itu adalah senjata jenis Magicite?" terka Millia.

Gadis berambut cokelat itu mengangguk. "Hanya satu tempat di benua ini yang menciptakan tehnologi buatan seperti itu."

Semua yang ada di ruangan saling berpandangan. Lucas tiba-tiba mendesah kasar. "Jika pihak Zodiac mempunyai anggota yang berasal dari Callisto Vandescar, kemungkinan besar mereka sudah bergerak merebut Gaia Gear dan menghancurkan segel Astralis yang ada di wilayah itu." Pemuda itu mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Maaf,Tuan, aku tak memiliki informasi sepenting itu," ujar Atair agak menyesal.

"Kita belum bisa memastikannya, Luc. Berharaplah, mereka belum menginvasi tempat itu," celetuk Cliff.

Di tengah diskusi, seseorang mengetuk pintu ruangan. "Maaf, sensor Airship menunjukkan kita sudah tiba di Loreimar, tapi ...."

"Ada masalah apa, Kapten Sho?" Lurecia mendekati pria berpakaian kelasi itu.

"Aku sulit menjabarkannya, lebih baik kalian lihat sendiri."

Mereka pergi ke geladak dan melihat hal aneh yang dikatakan Kapten Sho. Di depan sana, tampak sebuah kubah berwarna hitam yang menutupi sebuah tempat yang diyakini oleh Lurecia adalah Loreimar. Ia dan Rion terkejut dengan apa yang mereka lihat. Mereka tidak berani mendekat, karena belum jelas obyek apa yang telah mengurung desa kelahiran Lurecia.

Rion menapak pada besi pembatas kapal.

"Apa yang akan kau lakukan?" tegur Lucas melihat Rion akan melompat.

"Kita tak bisa mendekat dengan Airship dan seseorang harus memeriksanya,"sahut pemuda itu lalu meloncat dari kapal.

Pemuda berambut putih keperakan itu kembali bertransformasi ke dalam wujud Vallian bersayap dan melesat ke arah kubah. Mendekati kubah, pemuda itu terperangah melihat munculnya lingkaran magis dari dinding kubah dan memunculkan sulur-sulur menyerupai ular yang seketika menyerangnya. Pemuda itu bermanuver dengan lincah di udara menghindari serangan sulur-sulurtersebut. Sesekali ia menebas dengan pedang hitam yang berputar di samping tubuhnya.

Dari Airship, Lurecia memperhatikan sulur yang menyerang Rion Angel.

"Rion! Cobalah ukur batas maksimal sulur itu!" seru Lurecia.

Rion kemudian mendekati kubah untuk memancing kemunculan sulur-sulur itu. Ia kemudian terbang tinggi, sehingga sulur itu mengikutinya. Lurecia memicingkan mata, sembari memprediksi sejauh mana sulur itu mampu bermanver.

"Nona Caira, bisakah kau membawaku ke kubah itu?" ujarnya ketika ia melihat batas maksimal sulur yang mengejar Rion Angel.

Caira mengangguk. Tanpa bisa dicegah keduanya langsung terjun dari Airship.

Alcholyte Saga : Tujuh AstralisWhere stories live. Discover now