ᗷᗩᘜIᗩᑎ 1 || вuku

957 73 24
                                    

Alangkah baiknya membaca deskripsi cerita dulu ok?

•~•

"Dimakan Hali, aku masak untuk mu." Halilintar mendengus kesal.

Karena terlalu kesal, Halilintar membanting garpu dan sendok nya. Yaya tidak kaget akan hal itu, dia sudah terbiasa. Bahkan ini bisa dibilang lebih dari 10, mereka seperti ini.

"Diam kau, sialan!"

Halilintar beranjak, ia sudah muak melihat Yaya. Yaya yang melihat Halilintar berjalan keluar, segera berdiri dan berlari ke Halilintar.

Dia ingin salaman dengan Halilintar. Tetapi Halilintar menolaknya. Melihat saja sudah muak, apalagi menyentuhnya.

Halilintar tidak akan sudi.

Tanpa pamit, Halilintar segera meninggalkan Yaya. Yaya perlahan terisak, dia menyesal mengiyakan permintaan sang Mama. Tapi, mau bagaimana lagi? Dia ingin menjadi anak yang berbakti.

Yaya melihat jam dinding terpampang di ruang tamu. Segera Yaya berjalan ke kamarnya, hari ini dia ada jadwal kuliah. Dan dia dipaksa Ice untuk berangkat bersamanya.

Setelah semua siap, Yaya keluar dari rumah. Dia tidak mengunci rumahnya, karena memang disana masih ada pembantu dan satpam.

Dia menunggu Ice di luar rumah sembari membalas chat dari Ice.

Ice
Kau dimana?

Yaya
Tentu saja masih di rumah Hali, apa kau lupa aku menikah sekarang?

Ice
Iya aku lupa, maaf.

Yaya
Tak apa, segera jemput. Aku sudah lumutan menunggumu.

Tanpa Yaya ketahui, Ice yang di dalam mobil tersenyum. Ah, Yaya-nya sudah besar. Dia lupa akan hal itu.

Ice segera menjalankan mobilnya menuju rumah Halilintar. Sesungguhnya, Ice tak sudi pergi ke rumah Halilintar. Tapi, demi Yaya dia berani melakukan ini.

Sesampainya di rumah Halilintar, Ice sudah melihat Yaya yang sedang menunggunya. Dia pun memberhentikan tepat di depan Yaya. Tak lama kemudian, Yaya sudah naik dan duduk tenang di mobil Ice.

"Kau ada masalah lagi dengan Halilintar?" Ice bisa melihat mata Yaya yang memerah.

Ah, andaikan dia bergerak cepat.

"Tidak, mengapa kau bertanya sepeti itu? Ada yang jelek ya sama penampilan ku?"

Dengan cepat Ice menggeleng, Yaya setiap harinya cantik. Kata Ice, Yaya itu nggak pernah jelek orang nya. Setiap hari selalu cantik terus tanpa makeup. Bahkan kalau makeup, Yaya tambah cantik, karena hasil nya natural.

"Mana mungkin kau jelek, hanya mata nya yang katarak bilang kamu jelek."

Yaya tertawa kecil. Lalu segera tersadar karena sedari tadi Ice belum menjalankan mobilnya. Dengan berinisiatif Yaya bertanya, "Belum berangkat? Nunggu siapa? Halilintar?"

Ice merengut kesal, lalu menyentuh pipinya. Memberi isyarat pertemuan yang sudah biasa dilakukan mereka. Ah, Yaya jadi mengerti. Dengan cepat Yaya mengecup pipi Ice.

"Sudah? Ayo berangkat!"

•~•

"Gila ya, Halilintar banyak fansnya." Seru Gopal.

ᵃᵏᵘ ᵃᵗᵃᵘ ᵈⁱᵃ? || Hᴀʟɪʟɪɴᴛᴀʀ × Yᴀʏᴀ × IᴄᴇWhere stories live. Discover now