míní chαptєr [ ʜᴀʟɪʟɪɴᴛᴀʀ × ʏᴀʏᴀ ]

421 49 10
                                    

Izin promosi bentarr nihh. Yang udah baca pasti tauu:)

 Yang udah baca pasti tauu:)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

B

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

B

isa dicek di profil ku.

•~•

Bibir Yaya mengerucut kesal menatap hujan di depannya. Yaya sudah bosan diam di halte bis untuk berteduh. Sial nya juga hp Yaya kehabisan baterai.

"Kalau tau begini, aku tadi bareng sama Ying."

Yaya semakin mengeratkan jaketnya ke tubuhnya. Suhu semakin dingin, dan Yaya tidak kuat dengan suhu dingin. Walaupun Yaya itu terlihat kuat, tapi dia sangatlah lemah.

"Bisa sakit kalau aku terobos hujannya sekarang,"

Yaya berharap ada orang yang menolongnya dari hujan deras.

"May i sit here? [ Bolehkah saya duduk disini? ]" Yaya menoleh, dia melihat seorang laki-laki kebasahan.

Dengan cepat Yaya mengangguk, ia jadi kasian melihat orang itu menggigil kedinginan. Orang itu segera duduk setelah Yaya mengizinkannya. Yaya melepas jaketnya untuk ia berikan pada orang itu.

"What for? [ Untuk apa?]" Yaya mengusap belakang lehernya

"You're cold, and I can't bear to see you cold. [ Kamu kedinginan, dan aku tidak tega melihat mu kedinginan.]"

Orang itu mendorong pelan jaket Yaya, "A real man won't accept it, so put it on. [ Seorang pria sejati tidak akan menerimanya, jadi pakailah.]"

Yaya mengembuskan nafas pasrah, kemudian memakai jaketnya kembali. Setelah memakainya, Yaya diam dan tak ingin berbicara lagi.

"You are an Indonesian? [ Kamu orang Indonesia? ]" Tanya orang itu.

Yaya mengangguk, "Yes, it is true. How about you? Are you also Indonesian? [ Ya, itu benar. Bagaimana dengan dirimu? Kamu juga orang Indonesia? ]"

"Ya begitulah," Yaya langsung menatap orang itu dengan terkejut.

Jika memang dia orang Indonesia, kenapa mulai tadi harus memakai bahasa Inggris?

"Aku memang terbiasa menggunakan bahasa Inggris. Jadi, maaf soal tadi."

"Ya nggak apa-apa, sepertinya aku harus berterimakasih, kau tadi seperti melatih bahasa Inggris ku." Mengeluarkan sedikit candaan agar suasana canggung bisa berkurang.

"Nama ku Halilintar, nama mu?"

Yaya sempat tertawa mendengar nama Halilintar. Merasa lucu karena nama Halilintar itu seperti nama alam. Halilintar yang tau Yaya tertawa mendengar namanya, menatap Yaya sangat dingin.

Namanya aja aneh, orang nya nggak kok.

"Ada yang lucu kah, nona aneh?"

"Eh?" Halilintar menaikkan alisnya saat Yaya menatapnya.

"Aku tadi bertanya, tapi kau malah tertawa."

"Maaf, tadi aku cuma ngerasa lucu saja sama namamu. Oh iya namaku Yaya, bukan nona aneh."

Kemudian suasana hening datang. Tak lama, Yaya bersin, ia sudah tak tahan dengan suhu dinginnya. Halilintar mengambil tisu dari tasnya, memberikan kepada Yaya.

"Tisu untuk mu,"

Yaya mengambilnya, "Terimakasih.. Hali?" Sedikit ragu saat menyebut nama Halilintar. Masalahnya Yaya agak malas menyebut nama yang panjang-panjang.

"Terserah kau ingin memanggil apa,"

"Ah begitu, oh ya, apa kau punya vitamin?" Sebenarnya Yaya tak ingin menanyakan vitamin kepada Halilintar, tapi karena kondisi tubuhnya semakin lemah dia harus minum vitamin.

"Punya, hanya tinggal satu, bentar aku ambilkan."

Halilintar yang sudah siap mengambil, terhenti karena Yaya bicara, "Eh? Kalau tinggal satu tidak usah Hali, itu buatmu saja. Kau pasti akan jatuh sakit nanti jika tidak meminum vitamin."

"Terus bagaimana dengan mu? Kau juga akan jatuh sakit nantinya, biarlah urusanku jika aku jatuh sakit. Aku juga tidak suka melihatmu sakit,"

Tak mau wajahnya yang memerah dilihat Yaya, Halilintar segera mengambil vitamin di tas. Yaya sendiri, dia menatap bingung Halilintar. Tak mengerti dengan yang dibicarakan Halilintar.

"Ini," menyodorkan vitaminnya ke Yaya.

"Terimakasih," ucap Yaya sambil menerimanya.

Lalu Yaya meminumnya setelah membukanya. Vitaminnya mulai beraksi, Yaya tersenyum senang karena tubuhnya agak sedikit baik.

"Mulai membaik?" Yaya mengangguk.

"Syukurlah, seharusnya kamu mulai tadi bilang ingin vitamin."

Akhirnya, Yaya dan Halilintar mengobrol ringan. Cukup lama, hujan mulai mereda. Yaya yang ingin segera pulang, berpamitan kepada Halilintar. Halilintar mengangguk, membolehkan Yaya untuk pulang.

"Jangan lupa untuk mandi air hangat Hali dan jangan lupa juga minum teh hangat ya." Lalu Yaya melenggang pergi.

Halilintar tersenyum kecil. Entah kenapa ia senang diperhatikan oleh Yaya. Halilintar tidak tau pasti nama perasaan yang ia rasakan. Tapi ia tau satu hal..

Ia jatuh cinta dengan Yaya pandangan pertama.

"Aku mencintaimu,"

•~•

Finally~~

Siapa yang berharap ini bakal jadi romance?:). Xixi, lagi malas buat yang romance. Soalnya lagi mengerjakan satu proyek cerita baru Haliya lagi:v, ups, jd spoiler\(゚ー゚\)

Memang ada cerita baru, sebenarnya ini aku mau kasih kejutannya bersama. Tapi karena yang crita barunya udah selesai dulu, jadi di up deh:)

One more mini chapter, dan akan update semulaa.

Mau di up tanggal 7 atau 8?

Okay, see you in mini chapter🙆🏻‍♀️

Sekian bacotnya:)

Salam hangat
2 Juni 2021

ᵃᵏᵘ ᵃᵗᵃᵘ ᵈⁱᵃ? || Hᴀʟɪʟɪɴᴛᴀʀ × Yᴀʏᴀ × IᴄᴇWhere stories live. Discover now