[02] Pacar Sementara

15.1K 1K 1K
                                    

Asya pergi ke sekolah menggunakan sepeda listrik yang telah di belikan oleh Papinya, ia benar-benar pergi sendiri tanpa di temani oleh seorang pun. Ia mulai berjalan memasuki sekolah dengan sesekali bersenandung kecil. Asya berjalan sembari memainkan jari jemarinya.

Banyak pasang mata yang menatap ke arahnya dengan sinis dan itu membuatnya merasa risih. Tak terlebih rasa khawatir, atau lebih tepatnya ia takut di tatap seperti itu.

"Sya," panggil seseorang.

Dengan sontak langkah Asya terhenti. Ia sedikit mendongak dan menatap orang yang telah memanggilnya. Saat melihat siapa yang memanggilnya, Asya beralih menyunggingkan senyumnya.

"Saka?"

Saka beralih berjalan beriringan bersama dengan Asya. Ia sedikit menunduk untuk menatap ke arah gadis di sampingnya.

"Kita udah pacaran dua hari. Gue saranin, lo jangan terlalu berharap sama gue," peringat Saka.

Asya dengan perlahan mendongak dan menatap wajah Saka kembali, senyumannya tiba-tiba hilang entah ke mana.

"Emang kenapa? Saka gak suka, ya sama Asya?" tanya Asya. Sedetik kemudian ia langsung teringat. "Eh, ma... maksudnya, emang lo gak suka sama gue?"

"Menurut lo?"

"Mm, lo suka sama gue," tebak Asya.

"Halu lo!"

Asya langsung mematung, tapi dengan segera ia menetralkan kembali raut wajahnya. Senyumnya dengan perlahan mengambang, meskipun hanya sedikit.

"Gak apa-apa, halu baik untuk kesehatan."

Saka beralih menatap Asya tak mengerti. "Serah lo."

"Jadi, sekarang gue itu apa? Pacar, teman, musuh, atau apanya Saka?" tanya Asya yang merasa tak mengerti.

"Musuh, tapi lo cosplay jadi pacar gue," perjelas Saka.

"Owh." Asya mangguk-mangguk mengiyakan. Ia beralih menatap keadaan sekeliling, suasana koridor tampak ramai dan banyak juga yang menatap ke arah mereka berdua.

"Ribet ya cosplay jadi pacar Saka. Banyak yang omongin gue, pusing tau dengernya," adu Asya.

"Itu urusan lo."

"Urusan gue, kan urusan Saka juga. Kan Saka pacar Asya."

"Pacar sementara."

Setelah mengatakan itu, Saka berjalan terlebih dahulu meninggalkan Asya sendiri di koridor. Tidak, lebih tepatnya, Saka meninggalkan Asya sendiri di koridor dengan berbagai bisik-bisik dari manusia yang tak punya otak.

Asya hanya mengangkat bahunya tak perduli, ia mulai berjalan menyusuri koridor dengan wajah datarnya, Tapi kali ini berbeda, ia sudah tak memperdulikan berbagai bisikan yang masuk ke telinganya.

"Padahal, dia yang ngajak Asya pacaran."

***

Setelah bel istirahat berbunyi, di sinilah Asya dan juga Risa berada, di kantin sekolah. Mereka berdua sudah memesan makanan mereka sendiri, Asya memakan baksonya sedangkan Risa memakan mie ayam.

Asya dengan perlahan menyeruput minumannya, ia beralih menatap ke arah Risa.

"Kenapa?" tanya Risa saat merasa ada yang menatapnya.

"Risa tau gak? Gue ini cuman pacar sementara Saka," bisik Asya.

Risa lantas meminum minumannya hingga tersisa setengah, ia menatap ke arah Asya tak percaya. Tak percaya dengan omongannya barusan.

TARASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang