EPILOG

12.5K 587 185
                                    

Gatau, tapi mau ada epilog-nya🙂

****

Beberapa kali, gadis mungil dengan mata yang masih sembab itu mengguncang tubuh lelaki di hadapannya yang kini tampak melamun.

"Saka, ihh!" geram Asya pada akhirnya.

"Asya masih marah loh, ya. Saka diam gini, Asya makin marah tau gak!"

Saka mengerjap beberapa kali. Sejenak, pandangannya ia edarkan, lalu kembali menatap Asya di hadapannya. Senyumannya perlahan ia ukir, tanpa sadar sebelah tangannya terangkat dan mengusap puncak kepala gadis tersebut.

Ternyata, Asya yang kecelakaan hanyalah hayalannya semata.

Tanpa berkata lebih, Saka mendorong kursi roda gadis tersebut mendekati mobilnya. Setelahnya, ia mengangkat tubuh mungil itu sehingga duduk di jok belakang.

"Saka nyeremin tau. Dari tadi senyum-senyum kayak orang gila terus."

Bukannya kesal, Saka malah semakin melebarkan senyumnya. "Gila?"

"Iya."

Saka hanya mengedikkan bahunya. Senyumnya tak luntur. Alasannya hanya satu, dan itu adalah Asya.

"Mau kemana?"

"Gatau. Mutar-mutar aja."

Wajah Asya yang tadinya sumringah, kini berubah kesal. "Tadi katanya mau ajak Asya ke suatu tempat, tapi sekarang kenapa gini?"

"Iya juga."

"Tempatnya dimana?"

Saka berbalik menatap Asya. Dengan wajah polosnya, lelaki itu menggeleng. "Gatau. Tempatnya belum aku pikirkan."

Bolehkah Asya mencekik laki-laki di hadapannya ini? Rasanya sangat gemas.

****

Dengan lahap, Asya memakan ice cream di tangannya. Tanpa memperdulikan tatapan yang Saka berikan untuknya, menurutnya ice cream di tangannya lebih menarik.

"Tiga," hitung Saka. Hampir saja dirinya terkekeh melihat Asya yang saat ini. Tiga cup ice cream sudah dia habiskan. Dan, tentunya dengan Saka yang membayarnya. Lelaki itu hanya memesan satu jenis minuman, sangat berbanding terbalik dengan Asya.

"Empat aja. Nanti sakit," peringatnya yang mendapat pelototan tajam dari Asya.

"Nanggung. Kasih cukup lima," pintanya dengan tatapan yang berubah memohon.

"Tiga atau empat?"

"Empat!"

"Bagus."

Asya kemudian merenggut sebal, namun tak berselang lama saat sesendok ice cream sudah berada di dalam mulutnya. Rasa kesalnya mendadak hilang saat itu juga. Selama itu pula, tak ada perbincangan di antara keduanya.

Sampai akhirnya, Asya yang masih menyuap ice cream ke dalam mulutnya, kini menatap lelaki di hadapannya yang kini tampak mengecek ponsel.

"Saka."

"Hm?" balasnya yang masih asik dengan kesibukannya sendiri.

"Mau balikan gak sama Asya?"

Deg!

Segera, Saka balas menatap gadis di hadapannya. Matanya mengerjap dengan jantung yang memompa lebih cepat. Cukup lama terdiam, hingga lima menit berlalu pun, ia sama sekali tak membalas pertanyaan gamblang dari Asya.

Asya menghentikan acara memakan ice cream-nya, dan menatap Saka dengan risau.

Saka sendiri, kini menghembuskan napasnya sejenak. Berusaha menormalkan degup jantungnya yang tak karuan. Senyumnya perlahan ia ukir sebelum menjawab ajakan dari Asya.

TARASYA [END]Where stories live. Discover now