[47] A Promise

9.8K 574 275
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote, komen juga.

Jangan lupa pollow akun aku Amldwinanda

And jangan lupa mampir di,
TIKTOK : Amldwi_nanda

Kemungkinan bakalan ada spoiler di situ. Dan untuk cerita ini, aku akan pake tagar #SAKASYA

Happy reading, All.

☘️☘️☘️

Masih dengan menatap Relka, Ian berbalik untuk sekedar mengecek keberadaan Asya. Dan betapa terkejut dirinya kala tak menemukan keberadaan gadis tersebut. Dengan mata yang sedikit terbuka, ia menepuk pundak Risa.

"Asya kemana?"

Risa ikut berbalik dan menatap tempat Asya berdiri tadi.

"Loh? Benar-benar gak bisa diam tuh anak." Risa sedikit menghembuskan napasnya kasar. "Telfon gih."

Ian mengeluarkan ponsel dari sakunya, dan menghubungi nomor Asya. Setelahnya, ia berbalik dan menatap Risa dengan sebuah gelengan kecil.

"Di tolak," katanya.

Kening Risa tampak berkerut. Dimana gadis itu sekarang berada? Dan mengapa menolak panggilan?

"Dia ... di tarik sama Zuan," sahut Relka yang sedari tadi diam. Laki-laki dengan wajah pucat itu bersuara sesuai apa yang di lihatnya tadi.

"Zuan?" beo Ian.

****

"Turun," titah Saka ketika motornya tiba di pelataran rumah Cindy.

"Papa ada di dalam," cicitnya.

Saka melepaskan tangan Cindy yang sedari tadi melingkar di perutnya. Dan segera turun lebih dulu dari atas motor kala sudah men-standar motornya. Di tatapnya Cindy dengan tatapan yang sulit di jabarkan.

"Jangan gunain alasan itu lagi. Gue muak dengarnya."

Cindy bungkam dengan mata yang sedikit terbuka. "Ka ...."

"Sekarang lo turun."

"Aku ada salah?"

Saka menghela napas jengah. Dengan terpaksa ia menarik tangan Cindy agar turun dari atas motornya.

Setelahnya, Saka menatap Cindy yang juga tengah menatapnya.

"Selama lo tinggal di rumah Asya, apa aja yang lo tau?"

"Maksud kamu?"

"Lo tau penyakit Asya?"

Cindy sedikit berjalan mundur dengan tangan yang saling bertaut.

"Cin, jawab."

Gadis itu mengangguk beberapa kali sebagai jawaban.

"Lo yang sebarin?"

Cindy kembali terdiam saat Saka menatapnya datar tanpa ekspresi. "Bu—bukan aku ... aku gak tau apa-apa."

TARASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang