[55] Bentakan

7.3K 454 332
                                    

Sebelumnya, cuman mau bilang, maaf banget aku up-nya lamaaa lagi. Soalnya ada keluarga aku yang baru berpulang. Jadi ... gak fokus buat lanjut ceritanya.

Masih stay kah sampai akhir? Dahlah, cus baca aja.

Btw, thanks buat 50k nya😺

****

“Sepeleh sih, tapi nyakitin banget.”

☘️☘️☘️

"Mau makan apa? Gue pesanin," tawar Zuan. Laki-laki itu tanpa izin mengambil duduk tepat di sebelah Asya. Di kantin.

"Asya kenyang."

Tanpa ada niat untuk memaksa, Zuan hanya mengangguk dan menyantap makanan yang telah di belinya.

"Sepi ya?" gumam Zuan.

"Hah?"

"Bukan apa-apa."

Asya hanya mengangguk. Sedari tadi pandangannya tak lepas dari dua kursi kantin di hadapannya. Di sana, ada Saka yang duduk dan sibuk makan, namun banyak orang yang mengerumuninya. Tentu saja mereka heboh melihat perubahan besar dari seorang Saka Fastino! Bahkan teman-teman lelaki itu sampai cengo sendiri. Dua minggu libur, berhasil membuat Saka berubah.

"Mau kemana?" tahan Risa saat Asya berdiri dari duduknya.

"Ke sana." Tunjuknya pada meja Saka yang ramai.

Tak ada niat menghalangi, Risa membiarkan saja. Sedangkan Zuan hanya menatap punggung gadis itu.

Terlihat ragu, dan entah mengapa ia dengan berani menghampiri meja Saka. Mungkin akalnya mulai hilang karena terlalu dalam menyukai laki-laki tersebut, bahkan setelah dia memperlakukannya dengan buruk.

Karena banyaknya orang yang menghalangi jalan, Asya bahkan rela berdesakan guna bisa berbicara secara langsung dengan Saka.

Namun....

Byur!

Sebuah kuah bakso yang di bawa oleh seseorang kini tumpah. Asya tentu saja terkejut bukan main akan hal itu.

Terlebih lagi, pemilik makanan tersebut adalah Cindy.

Baru saja Asya akan mengeluarkan suaranya, namun lebih dulu tertahan saat seseorang menarik pundaknya ke belakang dengan tak santai. Sakit. Asya merasakan sakit pada pundaknya saat di cengkram dengan kuat tadi.

"Saka," panggilnya dengan suara yang nyaris tak terdengar.

Cukup lama ia menatap Saka, dan akhirnya buyar kala laki-laki itu berbalik begitu saja dan menatap keadaan Cindy. "Gak ada yang luka?"

"Gak kok. Untung kuahnya gak kena aku."

"Saka." Suara itu berhasil membuat Saka menoleh.

"Kenapa?"

Asya sedikit tersenyum kala Saka balas menatapnya dan mengajaknya berbicara.

Sedangkan Saka, ia menatap Asya dari atas sampai bawah. Tatapannya terhenti pada bagian lengan gadis itu, lalu di tatapnya gadis tersebut dengan datar.

"Tangan lo luka."

Asya masih bungkam dengan senyum manisnya.

"Tangan lo kena kuah," katanya lagi.

Dan perkataan itu, berhasil membuat Asya tersadar bersamaan rasa perih di tangannya. Sang pemilik yang membawa mangkuk bakso sama sekali tak apa-apa, dan dirinya lah yang tak bersalah terkena imbas.

TARASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang