[24] Sindiran Cindy

6.4K 462 414
                                    

"Bertemanlah tanpa harus bawa perasaan."

-Dhea Tarasya Leander-

-Dhea Tarasya Leander-

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

☘️☘️☘️

Setelah berbicara, santai-santai, makan dan juga berpamitan, baik Saka dan juga seluruh temannya kini berjalan keluar dari pekarangan rumah Asya. Mereka semua berjalan keluar dengan mulut yang terkatup rapat, tak ada yang berani bersuara.

Saka, cowok itu menatap seluruh temannya tajam lalu menghembuskan napasnya kasar. Dengan segera, ia mengambil kunci motor dari saku celananya kemudian menyalakan dan menjalankan motornya tanpa menunggu temannya sama sekali.

"Wah, anak perawan lo ngambek noh," sahut Rafa yang memandang kepergian Saka.

"Ide siapa?" tanya Ken dengan kening yang salut bertaut.

"Ya gue lah, keren kan?" jawab Jeno dengan menaik turun kan alisnya.

"Keren pala lo!"

"Niat gue tuh baik, ngajak kalian semua buat jenguk pacar Saka yang lagi sakit. Kurang baik apa coba gue?" tanya Jeno sembari geleng kepala.

Setelah memergoki Saka dan juga Asya yang tengah berada dengan jarak yang sangat bahkan sangat dekat, keadaan saat itu juga tiba-tiba hening, baik Ayah dan Ibu Asya hanya menghela napas kasar, tapi ... Devan lebih ke menatap Saka dengan tajam tanpa mengeluarkan banyak kata pun.

Dan hal itu lah yang membuat Saka merasa ... malu sekaligus canggung.

"Lo semua juga ngapain ngikutin permintaan gue? Sekarang gue tanya, siapa yang salah?" lanjut Jeno.

"YA LO LAH!" semprot mereka semua.

***

"Keadaan Asya gimana?" tanya Devan setelah duduk di sisi kasur, menatap dalam istrinya yang tampak menghembuskan napasnya berat.

Merasa tak yakin, atau pun masih ragu dengan kenyataan. Matanya yang memang sedikit memerah membuat Devan bingung. "El bilang ... Asya-menderita PTSD," cicitnya di akhir kalimat.

Hening.

"Hei, kamu bercanda, kan? Asya selama ini baik-baik saja."

Mel mendongak dan menatap suaminya lalu menggeleng lemah. "Soal Asya, aku gak pernah bercanda. Ini semua karena mereka! Ini semua karena ulah mereka yang udah perlakuin Asya kayak gitu," isaknya pelan. "Mereka perlakuin Asya gak sewajarnya."

TARASYA [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora