4 - Breakfast 🔞

2.4K 114 3
                                    

Sinar matahari menyilaukan Gun yang sedang tertidur pulas di tempat tidurnya. Ia membuka matanya dengan perlahan lalu meraba nakas di samping tempat tidur, mencari handphone miliknya dan melihat jam disana.

"Pukul 11 siang,"

Gun meletakan kembali handphonenya, meregakan otot-ototnya yang kaku lalu berdiri hendak pergi ke toilet namun terhenti karena kakinya menyenggol lengan Off yang sedang tertidur di lantai dengan hanya beralaskan selembar selimut saja. Semalam Gun yang memerintahkan Off untuk tidur di lantai seperti itu dengan alasan ia tidak mau satu tempat tidur dengan orang asing.

Sebenarnya bukan itu alasan utama Gun. Gun tidak mengizinkan Off tidur di tempat tidurnya karena ia masih marah dengan Off. Jangan lupakan fakta saat Gun bersama Off kemarin malam. Gun dengan rela membagi tempat tidurnya dengan cuma-cuma pada orang asing yang bahkan sudah membuatnya bertingkah seperti jalang, tapi apa setelahnya? Off malah meninggalkan Gun sendirian.

"Bangun!" Gun menendang kaki Off cukup keras sampai si empunya terbangun dari tidurnya.

"KAU!"

Gun memperhatikan saja Off yang sedang mengusap-usap kakinya sendiri. "Cepat Off, keluar dari kamarku."

"Tidak mau," Off berdiri lalu berjalan menuju toilet mendahului Gun. "Om Foei berpesan kau harus memperlakukan aku dengan baik, kau lupa?"

"Apa aku terlihat seperti anak yang penurut?"

Off menaikan bahunya, "Mungkin tidak lama lagi."

"Apa?" Gun mengernyit.

"Tidak lama lagi mungkin kau akan jadi anak penurut, Adikku."

Gun tertawa. "Tidak ada yang bisa membuatku patuh, Kak."

***

"Apa aku harus ikut makan disini? Apa ini tidak berlebihan?" Gun bertanya pada Foei. "Aku bahkan lupa kapan terakhir kali kita duduk bersama di sini." Saat ini Gun, Off, Foei dan Baifern sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama.

Gun tidak pernah lagi makan bersama dengan Foei di meja makan mension setelah Ibunya tiada. Sejujurnya, sejak Ibu Gun masih ada pun Gun dan Foei memang tidak pernah akrab. Jika bukan karena Ibu Gun, mereka tidak akan pernah ada di tempat yang sama dalam waktu yang sama. Mereka sering berseteru dan berdebat akan hal-hal kecil hingga hal-hal besar. Gun dan Foei tidak pernah sejalan, mereka tidak pernah ada di satu pendirian dan pemikiran yang sama. Setiap kali bertemu, keduanya hanya akan bertengkar. Wajar saja saat Ibu Gun tiada hubungan mereka jadi semakin merenggang. Hal-hal yang biasanya mereka lakukan bersama tidak pernah lagi berjalan termasuk makan bersama. Dulu, Gun dan Foei akan mengalah untuk Ibu Gun karena mereka tau wanita itu tidak suka sendirian. Jadi saat Ibu Gun ingin mereka berkumpul bersama, keduanya tidak pernah menolak.

Foei mengangguk. "Kau akan terbiasa."

"Aku sarapan di kamarku saja." Gun berdiri mengambil piringnya lalu menyendok beberapa jenis hidangan yang ada di atas meja makan.

"Sarapan disini saja." Off menahan tangan Gun saat Gun hendak pergi.

"Apakah ini wajib?" Ketus Gun.

Off menaikan bahunya. "Aku hanya ingin kau bergabung bersama kami."

Gun tersenyum. "Bilang saja kau ingin sarapan bersamaku kan?"

"Tentu saja, ini kan sarapan pertamaku bersama calon Papa dan saudaraku."

Gun benar-benar tidak suka setiap kali Off menyebutnya saudara. Lagi pula apa maksudnya mengatakan itu tadi? Dasar penjilat. Gun yakin Off mengatakan itu agar Foei tersentuh dan akan memberi lebih banyak perhatian kepadanya.

Naughty GunWhere stories live. Discover now