24 - Stressful.

634 91 6
                                    

Salah satu hal yang tidak pernah terlintas di pikiran Gun adalah menginjakan kaki nya di dalam gedung bertingkat milik Papa-nya. Dengan sangat terpaksa ia harus datang kesana akibat permintaan Baifern yang memintanya untuk mengantarkan kemeja putih untuk Off karena Kakaknya yang bodoh itu tanpa sadar menggunakan kemeja berwarna hitam di hari pertamanya berkerja.

Dua security yang berjaga di depan pintu masuk dengan kompak menunduk untuk memberi salam Gun lalu mempersilahkan Gun agar segera masuk. Setelah berada di dalam pun juga sama, semua staf yang melewatinya dan tidak sengaja melakukan kontak mata dengan Gun secara otomatis menunduk sopan padanya.

Ia tidak merasa aneh saat melihat para staf yang bersikap sehormat itu padanya karena walau dirinya hanya beberapa kali saja berkunjung ke sana dan itupun sudah lama sekali, tapi wajahnya ada di seluruh gedung. Foei sangat menyayangi Ibunya, itu membuat Foei berinisiatif untuk meletakan banyak foto Ibu Gun dan sudah pasti ada Gun juga di beberapa foto yang terpajang.

Bahkan kalau tidak salah ingat, Foto keluarga berukuran besar yang berisikan dirinya saat masih usia sekolah, Papa, dan Ibunya juga sengaja Foei pasang di dinding ruangan pribadi nya. Jadi tentu saja setiap staf di sana bersikap seperti itu saat melihatnya karena sudah pasti mereka mengenali Gun, apalagi wajah dan tubuh Gun tidak banyak berubah.

Tapi sayang sekali, sepertinya foto di ruang pribadi Papanya itu akan di ganti dengan wajah-wajah baru sebentar lagi.

"Tuan, apa benar anda Tuan Gun?"

Seorang resepsionis menyapanya saat ia mendekati meja tempat mereka menerima para pengunjung. Gun hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ada yang bisa kami bantu, Tuan?" Tanya resepsionis tadi, lagi.

"Apa Off sudah punya ruangannya sendiri?"

"Off?" Resepsionis itu mengernyit. "Maaf tuan?" Tanyanya lagi.

"Off Jumpol, Kakak-ku." Gun mengerling. "Gosh! Apa belum ada yang mengenalkan dirinya padamu?"

Resepsionis itu mengerjapkan matanya. "Oh! Off yang itu?" Ia menoleh pada teman di sebalahnya. Temannya itu mengangguk.

"Astaga maafkan aku Tuan Gun. Kebetulan aku baru disini, aku tidak tau pria tampan— maksudku pria tadi itu adalah Kakak-mu dan Putra Tuan Foei karena tadi ia begitu terburu-buru dan langsung menerobos masuk ke ruangan Tuan Foei begitu saja tanpa memperkenalkan dirinya dan aku juga tidak sempat bertanya padanya." Gadis resepsionis itu menunduk.

Gun melirik sinis resepsionis itu, Off memang tampan tapi tidak usah menyebutnya begitu di depannya juga, menjijikan.

"Kau baru?"

Resepsionis itu mengangguk.

"Dia akan jadi Bos-mu, Lain kali berkenalanlah, dan gunakan etika yang baik sebagaimana normalnya seorang atasan dan bawahan." Ucap Gun, menekan kata 'bawahan' di akhir kalimatnya.

"Baik, Tuan." Resepsionis itu semakin menunduk. Tidak menyangka anak CEO yang sering di ceritakan para staf lain tentang paras imutnya ternyata bermulut sangat tajam.

"Jadi, apa jawaban dari pertanyaanku?" Gun bertanya lagi, sengaja tidak mengulangi pertanyaannya untuk mentest kemampuan ingat gadis yang tertunduk di depannya ini.

"Sudah, Tuan. Ruangannya ada di paling kanan lantai 11." Jawabnya.

Setelah mendengar jawaban gadis di depannya itu ia langsung menuju ke ruangan Off tanpa mengatakan apapun lagi pada si resepsionis. Ia menggunakan lift untuk menuju lantai 11 lalu mencari-cari ruangan yang ada di paling kanan lalu mengetuknya saat sudah sampai di depannya.

Tok! Tok!

"Off!"

Tok! Tok! Tok!

Naughty GunWhere stories live. Discover now