8 - CCTV

983 85 8
                                    

Gun mengacak-acak rambutnya, ia sudah mencoba banyak rangkaian angka untuk membuka pintu ruang kerja Foei, tapi tidak ada yang berhasil.

Biasanya, Foei akan memantau CCTV saat malam hari, setelah semua kerjaannya selesai dan sebelum beristirahat. Gun hanya punya sedikit waktu untuk menghapus rekaman CCTV yang merekam perilaku tidak terpuji dirinya dan Off lewat komputer yang ada di ruang kerja Papanya itu.

"Sialan Off! Bantu aku berfikir!"

"Bagaimana caranya? Aku sudah menyarankan untuk memasukan tanggal lahir Om Foei, tahun lahirnya, tahun lahir dan tanggal lahir kau, berapa banyak perusahaan yang Om Foei punya bahkan banyak angka-angka random tapi satupun tidak ada yang benar!"

"Kau menang tidak berguna!"

Gun berpikir lagi, ia sedikit menyesal tidak punya hubungan yang baik dengan Papanya sehingga ia tidak tau hal-hal kecil seperti apa kode untuk memasuki ruang kerja Papanya.

"Ah yasudah lah biar saja ia liat." Ucap Gun. Ia bersandar pada pintu.

"Tidak!" Off menyingkirkan Gun lalu mencoba memasukan angka-angka lagi. "Kau tidak khawatir pada Om Foei jika ia lihat itu? Gimana sama sakit jantungnya?"

"Tidak perduli." Jawab Gun acuh.

"Sialan, kalau begitu kau harus memikirkan nasibku."

Gun menegakkan badannya. "Kau yang memulai semuanya Off! Kalau saja kau tidak melakukan itu, kita tidak akan terjebak dengan memikirkan rangkaian angka untuk membuka pintu sialan ini!" Gun kembali mengacak rambutnya. "Jadi terima saja nasibmu!"

"Ini salahmu! Kalau kau tidak aneh-aneh dengan Luke, aku tidak mungkin kehilangan akal seperti tadi!" Saut Off.

"Memang dasarnya tidak punya akal."

Gun mendorong Off agar menyingkir dari depan pintu. Tiba-tiba saja ia mendapat angka yang sepertinya dapat membuka pintu ruang kerja Papanya itu. Ia memasukan 4 angka dan tanpa di sangka akhirnya pintu ruang kerja Papanya berhasil terbuka. Off terbengong seraya menatap Gun kagum.

"Terbuka! Angka apa itu?"

"Tanggal pernikahan Papa dan Mama." Jawab Gun. Off mengangguk paham.

Setelahnya mereka buru-buru masuk ke dalam. Saat sudah di dalam mereka dengan cepat menghampiri komputer yang terletak di meja kerja Foei. Mereka lalu menyalakan komputernya dan ya, komputernya terkunci.

"Aku menyerah." Gun mendudukkan dirinya di kursi kerja Foei. Ia tidak sanggup memikirkan rangkaian kata untuk membuka komputernya. Sudah cukup otaknya bekerja sangat keras saat berusaha membuka pintu tadi, dia tidak ingin mempekerjakan otaknya lagi.

"Tidak ada menyerah menyerah Gun! Cepat berfikir!" Ucap Off. Ia merangkai huruf-huruf lalu mencobanya tapi kata yang ia masukan salah.

"Kepalaku sakit, tidak sanggup lagi di gunakan untuk berfikir." Kali ini Gun menyenderkan kepalanya pada senderan kursi lalu memejamkan matanya.

"Jangan tidur! Bantu aku dulu!" Off menampar-nampar pipi kanan dan kiri Gun bergantian, tidak keras tapi cukup sakit.

Gun membuka matanya. "Kau memang sialan, Off." Ucapnya datar. Ia akhirnya mendekat pada komputernya lalu mulai mengetik di atas keyboard lalu memencet enter dan setelahnya komputer berhasil terbuka.

"Kenapa tidak dari tadi sih!"

"Mana aku tau kalau ternyata itu kata sandinya!"

Mereka buru-buru melihat rekaman CCTV yang tersimpan. Dari ingatan samar-samar yang tersisa tadi, mereka menerka-nerka pukul berapa mereka melakukan itu tadi dan akhirnya menemukan rekamannya.

Naughty GunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang