15 - Off flu 🔞

1.7K 124 10
                                    

"Keringkan rambutmu."

Off menerima handuk yang Gun berikan. Adiknya itu menawarkan Off untuk membersihkan diri di kamarnya sebagai tanda terimakasih. Itu juga di lakukannya karena Gun tidak tega melihat Off yang basah kuyup mulai bersin-bersin dan pucat.

"Kalau sudah, kau bisa mandi dulu lalu pakai saja bajuku."

"Bajumu?" Off memastikan. "Tidak mungkin ada yang pas, aku bisa ambil bajuku sendiri di kamar."

Gun mendengus. "Aku punya beberapa yang ukurannya pasti pas untukmu."

Off akhirnya mengangguk setuju. Ia membawa pakaian yang Gun berikan lalu masuk ke dalam toilet milik Adiknya itu. Tidak lama, Off hanya membilas badannya saja agar sisa-sisa kaporit di tubuhnya luruh.

Ia buru-buru mengeringkan tubuhnya lalu memakai pakaian yang Gun berikan.

Tidak lama kemudian Gun melihat Off keluar dari toilet . Ia membiarkan saja Kakaknya itu duduk di sofa yang ada tidak jauh dari balkon.

"Hatchi–! Hatchi–!"

Gun meringis. Sepertinya flu Off semakin menjadi.

"Ada obat flu di nakas itu, ambil saja. Aku akan ke luar sebentar untuk membawakanmu air hangat."

Gun keluar, untungnya ada pelayan di luar jadi ia hanya perlu memintanya pada pelayan itu saja. Tidak perlu repot-repot pergi ke dapur sendiri.

"Bawakan aku air hangat ya, untuk minum obat." Pinta Gun.

"Astaga, tuan sakit? Kita ke rumah sakit saja ya tuan." Pelayan itu bertanya cemas. Ia meneliti tubuh Gun lalu memeriksa suhu tubuh tuannya. "Tuan tidak demam."

Gun tersenyum. "Tentu saja. Bukan aku yang sakit."

"Ah begitu! Lalu siapa?"

"Hish! Bibi ini pingin tau aja sih!" Gun tidak ingin bilang kalau Off yang sakit. Pasti respon pelayannya itu akan sama seperti tadi.

Pelayan itu tertawa canggung lalu pamit pada Gun untuk membawakannya air hangat sesuai permintaan Gun.

Gun masuk lagi ke dalam kamarnya. Ia memutuskan untuk menunggu di dalam saja.

"Ada kan obatnya?" Tanya Gun pada Off.

"Ada." Off memperlihatkan obatnya pada Gun lalu ia kembali bersin.

"Tunggu ya, aku sudah minta ambilkan air-nya kok."

Gun kebingungan sendiri setiap kali mendengar Off bersin. Hidung Kakaknya itu merah semerah tomat. Mata minimalisnya berair dan bibirnya pucat pasi. Salahnya karena membiarkan Off terlalu lama dengan pakaian basahnya dan malah mengajaknya deep talk.

Tok! Tok!

Pintu kamar terketuk. Gun buru-buru membukanya sebelum pintunya terbuka dari luar. Ia hanya sedikit membuka pintunya agar dapat meraih gelas berisi air hangat yang sudah di bawa pelayan tadi.

"Terimakasih." Ia menutup kembali pintunya.

"Ini, minumlah setelah itu istirahat saja." Gun berjalan mendekati Off lalu memberikan gelas berisi air hangat itu padanya.

Off menerima uluran Gun. Ia menelan obat flu-nya dengan bantuan air hangat tadi.

"Sekarang aku yang mandi. Kau ku izinkan beristirahat di sini, tapi kalau mau kembali ke kamar-mu juga terserah saja."

Off mengangguk paham lalu Gun masuk ke dalam toiletnya.

Off bangun dari duduknya lalu berjalan ke arah balkon. Halaman depan terlihat jelas dari atas sana. Gun pasti dengan mudah melihat siapa saja yang keluar-masuk mansion. Kalau dari kamar Off, halaman sama sekali tidak kelihatan. Jadi ia tidak tau jika ada seseorang yang datang ke mansion. Tapi tetap saja Off lebih suka di kamarnya karena bisa melihat luasnya taman mansion yang tentu saja jauh lebih indah dari pada halaman depan.

Naughty GunWhere stories live. Discover now