14 - Deep talk

575 78 0
                                    

Sudah berjam-jam Off memilih untuk berdiam diri di kamar. Ia sendiri bingung kenapa dirinya tidak punya sedikit-pun keberanian untuk menghampiri Gun dan Mond.

Off tau apa yang Gun dan Mond lakukan tidak-lah salah. Tidak seperti kalau dirinya yang melakukan itu bersama Gun. Tapi sungguh, Off akan sangat munafik kalau ia menyangkal rasa kesal dan kecewanya saat melihat Gun bersama pria lain.

Off jadi merasa egois, karena tidak ingin melihat Gun bermesraan dengan orang lain selain dirinya.

Sejak meninggalkan Gun di ruang home theater, hati Off gelisah. Berkali-kali ia mencoba memahami dirinya sendiri karena merasa setengah dirinya tidak sepenuhnya menyetujui apa yang jadi keputusannya saat itu. Mau bagaimana-pun akalnya menolak apa yang hatinya rasakan, tetap saja akal tidak pernah mengalahkan apa yang bergerak di hatinya.

Walau masih abu-abu, Off tau apa yang ia rasakan saat ini akan menjadi sangat jelas nantinya. Dan itu membuat tekad Off semakin kuat untuk benar-benar mencoba tidak memperdulikan Gun, Adiknya. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan Ibunya jika wanita berhati malaikat itu mengetahui segala yang terjadi pada dirinya dan Gun yang sekarang ini sudah resmi berstatus sebagai anaknya juga. Dan Off tidak ingin menambahkan rasa bersalah itu pada Ibunya jika tidak cepat-cepat menghentikan segalanya. Menahan apapun yang ingin ia lakukan pada adiknya dan menahan hatinya mengambil alih dirinya lebih jauh lagi.

Off memejamkan matanya, berharap ingatannya saat beberapa jam yang lalu hilang dalam sekali kedipan mata agar ia tidak merasa ragu lagi untuk bersikap acuh pada Adiknya itu.

Ia menoleh ke samping dimana ada ponselnya di sana. Ponselnya menyala menandakan seseorang telah menghubunginya.

Itu Foei.

"Iya, hallo Om?"

"Off, bagaimana kabarmu?"

"Aku baik. Bagaimana dengan-mu?"

"Tentu saja, Ibumu merawatku dengan sangat baik."

"Haha. Di mana dia sekarang, mengapa dia jarang sekali menghubungiku, tega sekali..."

"Dia sedang pergi berbelanja."

Off ber 'Oh' ria.

"Off, bagaimana keadaan di sana? Apa ada sesuatu terjadi?"

"Tidak ada yang terjadi, memangnya ada apa?"

"Tidak apa, aku hanya ingin bertanya saja. Kalau Gun bagaimana?"

"Gun?"

"Iya Gun. Apa anak nakal itu masih jarang kembali pulang ke mansion?"

"Tidak, Gun sering pulang. Sekarang ia juga sedang berada di mansion."

"Ah begitu, baguslah..."

"Iya Om."

"Maaf merepotkanmu ya Off, aku tidak mau bertanya pada para pelayan karena mereka pasti akan berbohong padaku atas suruhan anak nakal itu. Aku juga tidak bisa memantaunya lewat CCTV karena itu akan menyita waktuku, aku sungguh tidak ingin melewatkan sedikit-pun waktuku bersama Ibumu saat di sini..."

Off mengangguk paham walau Foei tidak bisa melihatnya. "Tidak masalah, aku senang dapat membantumu. Bersenang-senang lah dengan Ibuku di sana, aku akan mengurus apapun yang kau tinggal di sini sampai kau kembali, termasuk Gun."

"Baiklah, terimakasih Off. Kalau begitu aku tutup ya, nanti aku akan sampaikan pada Ibumu untuk menghubungimu setelah ini."

Off meng-iyakan dan berterimakasih Juga setelah itu sambungan telpon mereka terputus.

Naughty GunWhere stories live. Discover now