16 - Jealous

899 97 8
                                    

Gun memejamkan matanya, kepalanya bersandar dengan nyaman di dada bidang milik Kakaknya. Ia menghembuskan asap yang sebelumnya ia hisap dari vapornya lalu tertawa saat si pemilik dada yang sedang ia sandari terbatuk karena asapnya.

"Sudah. Jangan bermain dengan itu lagi!" Omelnya.

Gun menggeleng. "Biarkan aku menciumu sebagai gantinya."

"Tidak ada cium-cium." Off mendorong kepala Gun dari dadanya. Gun sempat terhuyung tapi ia kembali menyandarkan kepalanya lagi di tempat semula.

Gun mendongak menatap Off dengan sinis. "Aku sudah merelakan tubuhku sebegini remuknya karena kau tidak ada hentinya menyerangku sepanjang malam lalu ini balasan terimakasih yang ku dapat?"

"Kau yang memberi izin."

"Aku tidak bilang akan mengizinkan-mu menyetubuhiku sepanjang malam, sialan!" Gun memukul perut Off hingga pria itu meringis. "Dan siapa yang mengizinkan-mu melakukannya dengan kasar, brengsek!"

Off mengedikkan bahunya. "Kau suka."

"Tidak!"

"Kau suka, kau menjerit lebih nikmat saat aku melakukannya dengan cara begitu." Jawab Off, santai.

Gun berdecak. "Terserah. Sekarang biarkan aku mencium-mu, ya... yaaa?" Gun mengangkat kepalanya lalu memajukan bibirnya bersiap mencuri kecupan di bibir Kakaknya. Tapi tidak berhasil karena Off menahan dahinya.

"Gun." Off menekan kata nya.

Gun mendengus kesal. "Aku tau setiap kita melakukanya bukan aku saja kan yang suka? Tapi kau juga sama. Lalu kenapa kau tetap bertingkah munafik seperti ini!"

Off mengusap rambut Gun penuh sayang. "Sudah aku bilang, kita ini saudara Gun."

"Lalu kenapa? Kita kan tidak ada hubungan sedarah. Lagi pula ini hanya untuk bersenang-senang saja. It's just sex, Off. Kita tidak berpacaran atau ingin menikah." Gun menatap Off dengan mata cantiknya. Off terpana, tentunya.

"Tetap saja. Kalau di teruskan, nantinya akan jadi boomerang untuk kita berdua."

Gun mengedikkan bahunya. "Aku tidak berfikir melakukan seks dapat menyebabkan itu."

"Memang menurutmu kalau orang tua kita sampai tau, tidak akan jadi masalah untuk kita?" Off menatap Gun serius.

Gun menggeleng. "Mungkin akan jadi masalah, tapi aku tidak perduli."

"Aku perduli." Jawab Off.

"Just sex Off? Kalau mereka tau yasudah jawab saja yang jujur." Apa sih yang Off takuti? Ia sudah jelas sekali suka dengan kegiatan mereka yang satu itu. Apa lagi yang pria itu pikirkan?

"Mungkin kau tidak perduli dengan perasaan Om Foei, Gun. Tapi aku perduli dengan perasaan Ibuku dan Om Foei." Ia merangkul Adiknya lebih erat lagi. "Aku tidak bisa membayangkan jika mereka tau kita sering melakukan ini."

Benar, Off tentu saja memikirkan Tante Baifern. Tidak sepertinya yang tidak memperdulikan apa yang akan terjadi jika Papa nya tau.

Gun menghembuskan nafasnya.  "Jadi kita tidak akan melakukannya lagi?"

Dengan berat Off mengangguk mengiyakan. Mungkin jika sudah di bicarakan baik-baik begini, ia tidak akan ragu lagi. Walau jujur saja, melakukannya dengan Gun benar-benar hal yang candu. Mungkin kalau semesta mengizinkan, ia akan melakukan itu pada Gun tanpa henti.

Naughty GunМесто, где живут истории. Откройте их для себя