10 - Home Theater 🔞

2.1K 95 15
                                    

Untuk menghormati kalian yang lagi berpuasa, aku mau ingetin untuk tunda dulu baca chapter ini ya, tapi kalo mau tetep lanjut sih... Terserah^^

_____________________________

"Aku ingin menggunakan home theater, tolong rapihkan ruangannya untukku." Perintah Gun pada salah satu pelayan mansion.

"Baik tuan."

Lagi-lagi Gun memutuskan untuk berdiam diri di mansion, menikmati waktu-waktu senggangnya di mansion besar ini tanpa takut dengan Papanya yang akan tiba-tiba pulang lalu menceramahinya seperti saat ia kecil. Ia memang begini, baru akan pulang dan mendiami mansion jika sang Papa sedang berada di luar kota atau luar negeri.

Mungkin kali ini Gun bisa menikmati tinggal lebih lama di mansion karena sepertinya Papanya itu akan pergi lebih lama dari bisanya, tentu saja karena ia pergi bersama pasangan hidup barunya, Baifern.

"Ruangannya sudah siap, tuan." Pelayan tadi kembali muncul di depan pintu kamar Gun.

Gun mengangguk. "Terimakasih. Tolong jangan ada yang menggangguku nanti ya, aku tidak mau ada yang masuk ke sana selama aku masih di dalam."

"Baik tuan, aku akan memberitahu yang lain." Pelayan itu membungkuk memberi salam lalu melangkah mundur seraya menutup pintu kamar Gun dengan sangat hati-hati.

Gun berjalan keluar dari kamarnya menuju lantai 3. Ia sangat ingin menonton sesuatu walau belum tau apa yang mau ia tonton.

Gun memasuki home theater mansion lalu duduk di sofa panjang yang ada di tengah ruangan. Ia berpikir sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk memutar salah satu film horror yang belum pernah ia tonton sebelumnya.

Jujur, sebenarnya Gun benci film horror. Ia benci hantu dan jumscare.

"Sialan itu jelas hantunya! Kenapa malah kau dekati!"

Benar, Gun juga benci karakter para pemain film horror yang terlalu penasaran. Padahal menurutnya karena penasaran yang berlebihan itulah yang kadang menimbulkan masalah untuk si karakter itu sendiri. Okay Gun tau, filmnya tidak akan jadi kalau jalan ceritanya mengikuti apa yang ada di pikirannya.

"AAAAA!!"

Gun berteriak saat hantu dengan wajah hancur dan penuh darah tiba-tiba saja muncul memenuhi seisi layar di depannya. Ia memeluk kedua kakinya yang memang sengaja ia naikkan ke sofa lalu membenamkan wajahnya di balik lututnya.

Di saat bersamaan, Off kebetulan sedang melewati ruangan yang terdengar cukup berisik. Samar-samar ia mendengar teriakan dari dalam sana. Tanpa pikir panjang Off masuk ke dalam ruangan itu. Langkahnya hati-hati karena ternyata di dalam lumayan gelap, hanya sinar dari layar besar di salah satu sisi ruangan saja yang menjadi sumber pencahayaan di dalam.

Off mendekati buntalan di atas sofa yang terlihat gemetar. Ia samar-samar mendengar buntelan itu meminta pertolongan pada tuhannya berkali-kali. Off terkekeh saat menyadari Gun-lah yang sedang meringkuk di atas sofa itu. Ia mendudukan dirinya di samping Gun.

"Oh astaga jangan dekat-dekat! Ya tuhan kenapa hantunya keluar dari layar?"

Gun menggeser duduknya masih dengan wajah yang terbenam di lututnya. Ia belum menyadari kalau Off yang duduk di sana, bukan hantu dari film. Off tertawa kencang melihat Gun begitu karena bocah kecil dan angkuh itu tidak terlihat seperti seorang penakut sama sekali.

Gun mengernyit di balik lututnya saat mendengar tawa Off. Ia menarik wajahnya saat menyadari suara tawa itu cukup familiar di telinganya.

Naughty GunTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon