23 - Happy Birthday!

503 80 6
                                    

Biasanya Off tidak terlalu bersemangat jika bangun terlalu pagi, apalagi bangunnya karena terkejut akibat buyi alarm yang sengaja ia kencangkan volumenya. Tapi tidak dengan hari ini, ia justru bernafas lega dan berterimakasih pada alarm miliknya karena berhasil menjalankan tugasnya sebagai sebuah alarm dengan baik, kalau tidak Off akan telat karena hari ini ia harus bertemu dengan Foei.

Foei akan berangkat bekerja pagi-pagi sekali, Off sengaja bangun lebih pagi agar ia bisa bertemu dengan Foei sebelum Papa nya itu pergi.

Ia keluar dari kamarnya lalu sedikit mengintip ke pintu kamar Adiknya yang masih tertutup rapat. "Pasti belum bangun." Gumamnya.

Saat sudah di bawah, Off menunggu Foei di depan pintu masuk mansion, ia tidak terlalu lama menunggu karena Foei sudah terlihat di pandangannya tidak lama kemudian.

"Pagi, Om." Off menunduk, memberi salam.

"Pagi, sedang apa kau berdiri di sini pagi-pagi begini?" Foei melihat Off bingung.

"Menunggu-mu, ada yang ingin aku bicarakan."

Foei memberikan ekspresi bertanya-tanya, "Tentang apa?"

"Tentang tawaranmu kemarin." Ucap Off. Foei mendengarkan. "Aku mau, aku akan berusaha bekerja dengan baik untukmu."

Foei tersenyum. "Apa kau yakin?"

Off mengangguk. "Aku akan sangat senang jika kau mau membantuku belajar menjadi pekerja yang baik."

"Tentu saja." Foei menepuk pundak putranya itu. "Aku juga akan mengajarimu cara menjadi pemimpin."

"Terimakasih."

"Kau bisa ke perusahaan besok, aku akan memperkenalkan-mu dengan lingkungan perusahaan. Setelah itu kau bebas ingin memulai kapan saja." Ucap Foei yang di balas anggukan patuh dari Off lalu setelahnya Foei berpamitan padanya untuk pergi bekerja.

***

Kepala Off rasanya sakit sekali karena terus-terusan memikirkan keputusannya menerima tawaran Foei yang menurutnya ia ambil terlalu terburu-buru tanpa pikir panjang dulu. Tapi kalau tidak begitu, ia juga tetap tidak tenang karena tidak tega pada Gun.

Jadi ia memutuskan untuk menemui Jane, setidaknya sahabat kecilnya itu akan mengajaknya mengobrol hingga semoga saja membuatnya bisa sedikit melupakan masalahnya.

"Kusut sekali wajahmu, jadi semakin jelek saja di lihat nya." Kekeh Jane.

"Aku memang sedang kusut tapi aku tidak jelek sama sekali." Sangkal nya.

Jane tertawa. "Memangnya kau sedang ada masalah apa sih sampai terlihat kusut begini?" Tanya Jane. Ia meletakkan sebotol Air mineral di depan Off.

"Aku sedang stres." Jawab Off.

"Aku tau." Jane mendengus. "Yang aku tidak tau adalah apa yang membuatmu sampai stres begini?"

"Aku baru saja menerima tawaran Om Foei untuk mengurus perusahaan keluarga. Fuck. apa menurutmu aku salah ambil keputusan itu Jane?" Off mengusap kasar wajahnya.

"Om Foei?" Jane mengernyit. "Your stepfather?

Off mengangguk. "Bodoh sekali, project bersama teman-temanku saja sudah menyita waktuku, kenapa aku tetap nekat menerima tawarannya."

"Kau pandai sekali mengatur waktu, menurutku kau tidak akan kesulitan dengan itu." Ucap Jane.

Ia mengenal sekali Off, sahabatnya itu sangat perfectionist. Mau punya berapa banyak pekerjaan dalam satu waktu sekaligus-pun ia yakin Off dapat menyelesaikan semuanya dengan sempurna. Jadi harusnya Off tidak perlu khawatir.

Naughty GunWhere stories live. Discover now