16|Tabur Tuai

7K 1.9K 1.5K
                                    

Hai! Ada yang nungguin?

Tau hipokrit jalur apa nih?

Spam love item dulu yuk🖤

Jangan lupa berteori yah prenn^^

Raline meringis saat kakinya tengah diobati dengan salah satu KKR di uks

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Raline meringis saat kakinya tengah diobati dengan salah satu KKR di uks. Kemudian melihat ke arah Rafathan yang berdiri di sudut ruangan, masih menunggunya.

"Makasih, Kak. Udah repot-repot nemenin gue disini."

Rafathan tersenyum, menghampiri Raline seusai gadis itu diobati. Duduk di sebelah Raline yang juga menegapkan  diri untuk bergerak duduk ke tepi ranjang.

Rafathan berdeham. "Kalau Matthew CS usik lo lagi, kasih tau gue aja. Mereka emang suka buat masalah."

Raline mengangguk. Tersenyum sendiri.

"Emang, gimana bisa lo berurusan sama Matthew?"

Raline menggelengkan kepalanya. "Tadinya gue ada urusan sama Affan buat nanyain soal—"

Raline menutup mulutnya tiba-tiba. Menyadari bahwa mungkin tidak seharusnya ia memberitahukan perihal teror dirinya ke Rafathan. Raline lantas menggelengkan kepala. "Nggak apa-apa, nggak terlalu penting."

Rafathan manggut-manggut. Lelaki itu kemudian melirik sesuatu pada tangan Raline. "Itu— yang lo pegang dari tadi apa?"

Raline menurunkan tatapannya membuka telapak tangannya sendiri. Memperlihatkan kertas renguk yang ia temukan sebelum ini. Kertas yang ia duga-duga adalah dari orang yang telah meneror dirinya. Orang yang berniat mencelakainya.

"Enggak ini cuma—" Raline mengedikkan bahunya. "Gue juga enggak ngerti maksud dari isi tulisan ini apa."

"Boleh gue liat?"

Raline melihat Rafathan sejenak, kemudian melihatkan kertas itu pada Rafathan.

"Ada sandinya?"

Raline menggelengkan kepalanya, yang Rafathan maksud pasti tulisan kecil di bawah kertas itu. Raline juga tidak tau apa maksud dari huruf-huruf itu.

Shodnxqbd 'u'

"P-e-l-a-k-u-n-y-a—R," eja Rafathan membaca sandi di kertas itu.

"Hah?" Raline spontan mendekat penasaran, turut melihat apa yang Rafathan lihat. "G-gimana?"

"Pelakunya R. Entahlah, gue cuma coba geserin hurufnya tiga langkah. Kayak aturan sandi chaesar dan bener, kebentuk kata," jelas Rafathan lagi.

Tunggu.

Raline terdiam beberapa saat. Seketika teringat dengan kalimat Radian padanya sebelumnya.

"Radian sempet bilang kalau selangkah nggak memberi jawaban, mungkin tiga langkah bisa memberi jawabannya. Dan cara baca sandi itu— harus digeser tiga langkah..."

Hipokrit ✔️Where stories live. Discover now