37|Postingan Terakhir

2.8K 1.1K 799
                                    

Ada typo tegurin yah^^

Spam love hitam dulu yuk🖤

Spam love hitam dulu yuk🖤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brak!

Sena tersentak kaget ketika seseorang menghantam pintu loker di sebelahnya. Sena menoleh ke samping, lantas mengerutkan kening.

"Lo... lo masih berani masuk sekolah?"

Geyzia menarik napasnya menahan amarah, memberikan tatapan tak bersahabat pada gadis yang bertanya tak tahu dirinya barusan.

"Seharusnya gue yang ngomong gitu ke lo, Sen! Lo... masih berani mandang gue kayak gitu setelah nuduh gue tanpa dosa?"

Raline yang berada di lorong tak jauh dari loker mengerutkan kening begitu mendengar suara-suara berisik di sana. Raline melangkahkan kaki menghampiri sumber suara.

"Kenapa? Lo mau nyerang gue?" Sena tersenyum licik. "Lo cuma makin memperburuk keadaan, Gey. Orang-orang bakal terus mandang lo jelek kalo lo berani nyelakain gue."

Geyzia terkekeh lirik, matanya terasa panas. "Sena, lo tau? Lo manusia paling munafik yang pernah gue temuin! Lo pengaruhin orang-orang dengan muka polos lo itu, tanpa mereka tau kalo lo ini lebih menjijikan dari yang mereka kira!"

Sena nenuding Geyzia tidak terima. "Watch your mouth!"

Raline yang berada tak jauh di lorong yang sepi itu mengintip diam-diam. Seakan memiliki insting yang peka, Raline langsung mengeluarkan ponselnya, merekam keduanya diam-diam.

"Lo bisa bikin semua orang percaya kalo gue yang bunuh Sheryl. Tapi kita berdua sama-sama tau, siapa pembunuh sebenarnya." Geyzia berkata penuh penekanan, seraya menoyorkan jarinya pada bahu Sena dengan menatap tajam.

Sena menepis tangan Geyzia dari bahunya. Melipat tangan di dada, memberikan smirk menyebalkan. "Lo temennya. Salah lo karena nggak bisa ngontrol dia. Gue cuma bantu lo tadinya, dia bisa aja terus ngungkapin semua rahasia lo di siaran langsungnya loh, Geyzia. You should thank me, right?"

"Lo pikir, gue perlu ngucapin terima kasih kepada lo karena udah ngebunuh temen gue gitu?" Geyzia terus berjalan mendekati Sena, seraya diam-diam menyelipkan sesuatu. "Lo itu pembunuh, Sen. Nggak peduli mau orang lain percaya sama gue atau enggak, tapi faktanya lo itu emang pembunuh! Lo yang udah bunuh, Sheryl!"

"Terserah! Yang jelas, semua bukti lebih ngarah ke lo, bukan gue! Semua orang lebih percaya lo pembunuhnya! Lo pembunuh temen lo!"

"Persetan!" Geyzia membentak, menjauhi diri, kembali menaikkan tatapan memandang Sena tajam.

"Sekali membunuh, lo bakalan terus jadi pembunuh! Orang-orang mungkin percaya gue yang udah bunuh Sheryl. Tapi gue pastiin, orang-orang bakalan percaya kalo lo yang udah bunuh gue! Lo yang udah hancurin gue, lo hancurin kehidupan banyak orang! Lo bakalan ngerasa bersalah seumur hidup lo, Sena Raenisa! Camkan itu!"

Hipokrit ✔️Where stories live. Discover now