31|Ancam-Mengancam

3.5K 1.1K 907
                                    

Hai! Jam berapa dapat notif hipokrit?

Spam love item dulu seperti biasa🖤

Kalau ada typo dan hal-hal yang mengecohkan lainnya tolong tegur yah, selamat membaca^^

Kalau ada typo dan hal-hal yang mengecohkan lainnya tolong tegur yah, selamat membaca^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo ngajakin gue ketemuan?" Ethan bertanya.

Lelaki itu meletakkan sebelah tangannya di saku, berjalan mendekati gadis yang tengah bersandar sembari bersedekap dada di selasar yang sepi.

Sheryl menoleh dan mengangguk. "Iya."

"Buat?"

"Gue mau lo bantuin gue. Dapetin tanda tangannya Rayyan. Secara, dia sekarang ketua osis kita."

Ethan menaikkan sebelah alisnya. "Lo merintah gue?"

Sheryl terkikik geli. "Lo nya aja kali yang ngerasa?"

Ethan mendengus sinis. "Atas dasar apa lo berani merintah gue, hm?"

Sheryl tertawa pelan mendengar itu. Terasa menarik. Kemudian membalikkan badannya menghadap Ethan sembari bersedekap dada.

"Lo lupa?" Sheryl memajukan wajahnya lalu berbisik. "Gue punya kartu as lo."

Ethan tercengang, menatap perempuan di depannya ini tanpa suara.

"Gue bisa aja bongkar soal kita ke Alezian kalo lo nggak mau bantuin gue."

"Lo... ngancem gue?"

"Bisa dibilang gitu?" Sheryl menaikkan sebelah sudut bibirnya. "Kebayang dong apa jadinya kalo Alezian tau kita pernah berhubungan?"

Sheryl belagak menutup mulut. "Ah, dia pasti bakal ngamuk dan lapor ke bokap lo soal lo yang diem-diem nyelundupin barang ilegal dan ngejalanin bisnis kotor selama ini. Which is bakal bikin lo dalam masalah. Lo nggak mau kan posisi lo sebagai anak terancam?"

Tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulut Ethan mendengar ancaman demi ancaman yang Sheryl lontarkan. Yang ia lakukan hanya menatap Sheryl dalam.

"Atau lebih parahnya... Alezian bisa ngelakuin hal lebih gila dari yang kita pikirin karena tau lo khianatin dia!" Sheryl belagak membelalakkan matanya kaget, lalu menutup mulutnya penuh drama.

"Apa mau lo?"

Sheryl tertawa, kalimat itu yang ia tunggu-tunggu. "Lo harus dapetin tanda tangannya Rayyan. Selama ini rencana gue berjalan lancar karena Rafathan masih bisa diajak kerjasama. Tapi gue nggak yakin Rayyan bisa. Gue perlu cairin dana osis segera ke tangan gue sebelum ujian. Dan jangan sampai ketahuan!" Sheryl menuding Ethan.

"Lo satu-satunya yang bisa gue andalin karena lo sama Rayyan udah deket dari lama kan? Kalau lo nggak mau bantu gue, gue bakal-"

"Jangan kasih tau Ezi, Sher! Jangan! Gue mohon sama lo buat rahasiain soal kita dulu dari Ezi atau gue bakalan gawat!" Ethan mengatupkan kedua tangannya sembari memejam mata, memohon penuh harap.

Hipokrit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang