Di depan sana, gelombang tengah bergelung demikian hebatnya. Duduk ditengah kapal yang terombang-ambing oleh hati yang entah milik siapa. Compang-camping penuh luka dimana-mana. Seolah tenggelam saja tidaklah cukup bagi semesta.
Entah lalainya Nahkoda, ataukah memang lautan yang sedang tak baik-baik saja. Tak pernah ada ketenangan yang bertahan sedikit lebih lama, untuk mengobati luka-luka kemarin yang sama sekali belum mengering.
Ku harap kau bukan nahkodanya.
Agar kau tak perlu menjadi wadah semua keluh kesah. Agar kau tak menjadi satu-satunya yang seolah salah.
Ku harap kau bukan lautnya.
Agar kau tak perlu jadi alasan lepasnya harapan-harapan. Agar kau tak jadi alasan kebersamaan-kebersamaan yang terhempas tenggelam.
Semoga kau bukan pemilik hati tanpa nama itu.
Agar bukan kau yang terluka cukup parah. Bukan kamu yang harus terseok-seok saat melangkah.
Ku harap bukan kamu semestanya.
Agar tak usah kau jadi sebab semua hilang. Agar kau tak harus di salahkan.
Namun ternyata aku melewatkan satu hal. Kau ternyata kapal. Yang merampas semua tawa diatas sana. Membawa semua yang menggantungkan harapannya padamu --jatuh ke dasar paling semu--
_rayrain03
VOCÊ ESTÁ LENDO
Hujan Sendu dan Sebait Kamu
PoesiaHanya sekumpulan memoar yang di rangkai dalam bentuk prosa. Tentang ingatan yang turut meluruh pada hujan yang jatuh. Tentang memori yang selalu berada dalam satu sudut hati. Tentang kamu, yang lagi-lagi larut dalam tetesan yang tak pernah surut. To...
