My +1

15 4 0
                                    

Ada yang mengucapkan selamat, turut mendoakan hal baik, walau kebanyakan dari mereka sebenarnya tidak benar-benar mengingat.

Aku tak begitu berharap agar makhluk─yang cara bernafasnya itu sama denganku─ mengucapkan rentetan kalimat panjang itu, sungguh. Hari ini sama hal nya dengan hari kemarin, setidaknya begitu menurutku.

Dan setidaknya, yang kuingini dari hari ini hanya sapaanmu. Bertegur sapa dan bercanda ria melepas rindu. Yang kuharap kita tetap sama seperti dulu, sebelum orang baru, sebelum ada luka-luka yang kini membiru.

Hujan sudah lama kembali menyapa bumi, tapi kutahan agar jari ini tak menulis apapun tentangmu lagi. Sebabnya bukan karena tak lagi ingin, namun kabarmu kini sudah kudapati. Hingga dengan mudah kupantau kau lewat story, tanpa harus menitip rindu pada hujan yang kutatap, berharap ia mengalir pada tanah yang kau pijaki.

Tapi sungguh, lebih baik tidak mengetahui dibanding dengan sakit yang kini menggerogoti. Bukan kejutan seperti ini yang kuharap kau beri. Bukan foto kemesraanmu dengan manusia lain yang kau tatap penuh kasih. Bukan kabarmu yang tak lagi mengingat hari apa hari ini.

Kuabadikan moment-mu, kuabadikan sebagai kado yang paling menyesakkan di hari yang menurut orang lain begitu istimewa.

Pada hujan deras, semoga ia tetap mengalirkan rinduku, sederas air dari pelupuk mata yang menderas.

Happy Birthday, even though it hurts today.

Happy Birthday, to me.


Hujan Sendu dan Sebait KamuWhere stories live. Discover now