Hari ini hujan tak jatuh. Tak ada lagi yang tumbuh. Tak ada yang mencegah matinya tanaman kalau-kalau aku lupa menyiram. Tak ada alasan semua ingatan tentangmu terputar di ingatan.
Kamu selalu tau, alasan kau ku ingat adalah tetes hujan. Kamu pun akan terus tau, jika saja kau membaca saat ku kirimi pesan.
Dan alih-alih banjir, musim ternyata sudah bergilir. Tergelincir menjadi musim panas yang kering. Semoga taman komplek tak berubah menjadi padang pasir. Tempat kita dulu bertemu kala khawatir.
Namun entah kenapa, ingatan tentangmu menjadi ku rindu. Haruskah kutunggu musim hujan di lain waktu? Yang berarti kutunda dulu semua kenang tentang kamu.
-Sayangnya aku tak bisa, ray. Menahan segala tentang kamu membuat perutku mual-mual yang ingin segera ku muntahkan. Bagaimana jika kau kirim saja fotomu dengan seseorang yang tangannya tengah kau genggam? Mungkin itu bisa membuat segala tentangmu bergejolak perlahan. Kembali datang, dan kembali memporakporandakan.
_rayrain03
![](https://img.wattpad.com/cover/271490275-288-k328155.jpg)
YOU ARE READING
Hujan Sendu dan Sebait Kamu
PoetryHanya sekumpulan memoar yang di rangkai dalam bentuk prosa. Tentang ingatan yang turut meluruh pada hujan yang jatuh. Tentang memori yang selalu berada dalam satu sudut hati. Tentang kamu, yang lagi-lagi larut dalam tetesan yang tak pernah surut. To...