Awalnya, ku kira 'duka' itu ketika kau beranjak pergi. Melangkahkan kaki sejauh yang kamu hendaki. Sampai-sampai wajahmu tak lagi dapat ku pandangi.
Namun ternyata aku keliru. 'Duka' itu, ketika kamu kembali datang padaku. Memohon maaf atas semua yang sudah berlalu, juga menampakkan lagi mata indahmu di depanku.
Itu jauh lebih sakit. Semua luka di robek paksa setelah berhasil kujahit. Menghancurkan segala hal yang susah payah kurakit.
Kamu sempat jadi puisi yang tak berdiksi. Kamu pernah menjadi cerita dengan untai kata yang tak tertata. Kamu pernah. Dan hanya sebatas kenangan. Namun ternyata salah. Kamu, tetap menjadi kalimat yang tak berkesudahan.
Kembali mengeja diksi yang sempat ku semat pada senja. Dunia terlalu bercanda dengan takdir yang di goreskan sang pencipta. Sedangkan aku terlampau sigap menerima luka yang buatmu tertawa. Terlampau siap dibuat candaan perihal rasa.
_rayrain03
YOU ARE READING
Hujan Sendu dan Sebait Kamu
PoetryHanya sekumpulan memoar yang di rangkai dalam bentuk prosa. Tentang ingatan yang turut meluruh pada hujan yang jatuh. Tentang memori yang selalu berada dalam satu sudut hati. Tentang kamu, yang lagi-lagi larut dalam tetesan yang tak pernah surut. To...
