3. Keliling jalan

35 23 0
                                    

Selamat malam, ray. Hujan ternyata tak sesering itu menyapa tanah kota ini, tanahmu --dulu--. Sama halnya dengan air yang tak jatuh, aku pun tak ingin kembali luluh padamu, sungguh. Aku bisa saja runtuh dengan keadaan yang sejak awal sudah rapuh.

Namun lagi-lagi mengingatmu seolah menjadi kegiatan yang ku catat sebagai jadwal paling harus, seolah esok tak akan datang tanpa aku mengingat secara terus.

Ada buncah rindu yang tiba-tiba menelusuk rongga dada. Saat --kala itu--, kegiatanku adalah menerima ajakanmu, menyusuri sepanjang jalan tanpa benar-benar punya tujuan. Denganmu yang tak mengeluh lantaran menunggu terlalu lama di depan gang, akibat lamanya aku berdandan.

Kau yang membuat valentine lebih awal datang. Memberiku semua jenis produk cokelat yang kulihat di iklan. Tak peduli kau selalu basah-basahan, akibat jas hujan yang tak kau sediakan. "Sambil cuci motor" katamu, sambil cengengesan.

Dan lagi, mengingatmu selalu menuai tawa. Seolah tak ada kata bosan untuk itu semua. Ternyata hujan tak pergi seperti yang ku kira. Ia datang lagi, dengan tetes-tetes yang merintik di genting, mengetuk-ngetuk jendela kamarku yang kali ini ku tutup. Ternyata hujan terlambat datang, ya?

-Atau aku yang begitu ingin cepat mengingat?







_rayrain03

Hujan Sendu dan Sebait KamuWhere stories live. Discover now