10. Ice Cream

23 14 0
                                    

"Kamu unik. Awalnya aku pengen bikin kamu suka. Eh malah aku yang jatuh cinta"

Katamu. Dengan senyum geli menertawakan diri sendiri. Sebab aku, menyeret paksa seorang cowo macam kamu pergi ke tukang ice cream di tengah hujan, walau tidak begitu dingin. Tentu saja sebab tawamu yang hangat, juga rangkulan di bahuku yang semakin mengerat.

Pada akhirnya, --setelah debat hebat seolah dalam sebuah lomba-- Kamu mengalah. Menyebrang jalan dan bersiap membawakanku satu cup ice cream rasa vanilla. Dengan sedikit terengah, dengan cup yang hampir seluruh isinya tumpah.

Hufft.

Hari ini pun sama,ray. Rasanya aku butuh satu cup ice cream vanilla. Tentu saja tak bisa. Tak ada kamu adalah urutan satu dan terakhir sebagai alasannya.

Meski suka yang kamu beri, hanya sekadarnya. Meski rasa yang kamu tunjuk, seperlunya. Meski aku, kau sikapi seenaknya. Meski ice cream vanilla yang kamu bawa, hampir tumpah semuanya. Dan 'meski-meski' yang lainnya, ternyata lukamu cukup dalam di banding sumur di tetangga. Rasa sakitnya terlalu di luar nalar manusia.

Kamu memberiku satu pil obat. Yang kutau, itu bisa membuat aliran darah dari jantung terhambat, pasukan oksigen tersumbat, atau mengakibatkan ginjalku rusak tersayat. Satu obat yang kamu beri, jelas-jelas hanya membuat tubuhku makin sekarat.

Kamu memberiku satu cup ice cream vanilla. Dan membuatku mati rasa. Entahlah, mungkin kamu memasukan jenis racun untuk semua spesies kecoa.

Tapi memangnya aku bisa apa? Aku penyuka garis keras ice cream vanilla. Aku tak mungkin menolaknya. Seolah aku mengalami tuli, buta, atau distabilitas lainnya.

Dan sesaat kemudian, di banding ice cream vanilla, kamu menggenggam satu bucket bunga. Dan di detik berikutnya, aku rasakan racunnya mulai menyebar ke seluruh organ yang kupunya. Kamu menyebrang kesana, pada wanita anggun dengan pita di kepalanya. Uhh. Semua yang kamu beri memang luar biasa. Membuatku mati berdiri tanpa aba-aba. Terlalu istimewa di banding manusia normal lainnya.

Sebab aku terlalu sayang pada ice cream yang terisa setengah, alih-alih membuang, aku justru berusaha melahap hingga tandas. Baru setelah itu, ku pikirkan lagi masalah nyawa dan organ yang sudah kandas.






_rayrain03

Hujan Sendu dan Sebait KamuWhere stories live. Discover now