1. Awal

30.2K 3.8K 916
                                    

⚠️TYPO DAN SALAH KATA TOLONG TANDAI
belum direvisi, maaf ada salah penulisan kata/tanda baca serta dialog tag yang kurang tepat.

•••

Terkadang diam adalah tindakan paling aman, ingin menenangkan hati yang telah terpatahkan.

 Terkadang diam adalah tindakan paling aman, ingin menenangkan hati yang telah terpatahkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BRAKK

PRANGG

"KENAPA KAMU LAKUIN INI SAMA AKU?! AKU SALAH APA SAMPE KAMU SELINGKUH DIBELAKANG AKU HAH?!" teriak seorang wanita pada suaminya.

"Bosan gini-gini aja! Ada perempuan lain yang bisa lebih ngertiin aku," balas seorang pria.

Kekacauan terjadi di rumah ini, teriakan-teriakan amarah serta bunyi pecahan barang menggelegar di mansion ini. Saling meluapkan amarah dan keegoisan masing-masing.

"Aku udah cukup sabar ya! Selama ini aku tau kamu main belakang sama wanita lain, kamu pikir aku gak tau hah?! Aku tau semuanya!" ungkap wanita itu.

"Aku pikir kamu bakal berubah, ternyata salah. Kamu malah makin ngelunjak. Di mana pikiran kamu?! Kamu punya istri dan dua orang anak, tapi kamu... kamu selingkuh!"

"Pergi pagi pulangnya tengah malam, gak ada waktu buat anak sendiri, ternyata kamu malah asik-asikan sama wanita lain!" Wanita itu tidak bisa lagi membendung air matanya, semua terungkap saat ini.

Pria itu hanya membisu, hal yang ditutupi nya selama ini terbuka. Dan ternyata istrinya telah mengetahui hal itu tapi memilih diam saja.

"Aku ingin memberi kamu kesempatan, karena aku gak mau anak-anak aku kurang kasih sayang seorang ayah. Tapi ternyata wanita itu h-hamil kan?" lirih wanita itu, suaranya serak dan lelah berteriak sejak tadi, akhirnya apa yang mengganjal diluapkan sudah.

Pria itu terkejut. "K-kamu tau d-dari mana?"

"Kamu gak perlu tau, kamu pikir aku sebodoh itu untuk menyelidiki semuanya? Aku gak bisa bertahan lagi aku cape. Wanita itu juga telah hamil kan? Tega!"

"Kamu gak mikirin perasaan anak-anak kalo sampe mereka tau seorang papa yang dibanggakan mereka selama ini ternyata tega selingkuh dari mama nya sampe-sampe selingkuhan papa nya HAMIL?!" tanya wanita itu tak habis pikir.

Dia menrik nafas, membuangnya perlahan. Menyeka air mata yang berbekas di pipinya."secepatnya kamu akan menerima surat gugatan cerai, tanda tangani biar semuanya aku yang urus, setelah itu kamu akan bebas. Puas? Itu kan yang kamu mau?"

"Kita bisa bicarakan baik-baik kan? Aku gak mau cerai, Ana... kasih aku kesempatan kedua, aku janji gak akan mengulang kesalahan yang sama. Tapi jangan cerai," kata pria itu menatap mata istrinya yang sembab.

Bukannya dia bilang sudah bosan? Lalu kenapa tidak ingin cerai? Egois sekali.

Seana terkekeh sambil menjatuhkan air matanya, "Apa kamu bilang? Kesempatan kedua? Tanpa kamu sadari sudah lebih dari 2 kesempatan yang aku berikan sama kamu, tapi kamu ngeyel dan tetap aja acuh ngelakuin itu kan?"

"Terus apa tadi? Gak mau cerai? Nasib selingkuhan kamu gimana hah? Dia hamil anak kamu bodoh kamu pikir aku rela pria yang statusnya suami aku SUAMI SAH memiliki wanita lain lagi hah? Enggak!"

Dia terkekeh singkat lalu menatap tajam. "Kamu pikir aku akan ngemis-ngemis dan suruh kamu memilih salah satu dari kita?" Kekehannya terdengar lagi.

"Maaf aja ya. Aku gak se level sama wanita murahan, yang mau sama suami orang padahal dia tau pria itu memiliki seorang istri dan anak. Lagi pula, aku bukan sebuah pilihan yang saat kamu bosan dengan yang satu kamu ke aku, dan saat kamu bosan dengan aku kamu ke wanita lain," ujar Seana menekan semua kata-katanya.

"Secepatnya tanda tangani surat itu, kamu juga harus bertanggung jawab sama wanita itu, aku gak sekejam itu membiarkan kamu tidak bertanggung jawab pada anak yang gak bersalah." Berlalu pergi menenangkan dirinya sendiri.

Sementara di bagian puncak tangga, ada dua malaikat kecil yang menyaksikan pertengkaran mereka dari awal.

"'Mama sama papa kok teriak-teriak gitu sih?" tanya anak perempuan pada anak laki-laki yang sedang memeluknya agar tidak melihat pertengkaran kedua orangtua mereka.

"Udah Nia gak usah ngeliat yah, ayo main sama abang aja," ajak Renio pada adiknya, dia tau apa yang terjadi di depan matanya saat ini orang tuanya bertengkar.

Dia tidak ingin Renia melihatnya, itu sebabnya dia memeluk adiknya itu. Arenio yang saat ini berusia 11 tahun itu pernah mendengar pembicaraan orangtua nya saat bertengkar dulu, menyebabkan dia mengetahui apa yang terjadi pada mereka.

Sang adik hanya diam mengikuti abangnya yang membawanya ke kamar setelah melihat kejadian tadi. Dia tau orangtuanya bertengkar, dia tau orangtua nya punya masalah, dan dia juga tau permasalahan orangtua nya itu.

Tapi dia bersikap seakan dia tidak tau semuanya, dia tidak ingin orang lain khawatir jika dia mengetahui apa yang seharusnya tidak dia ketahui jadi ya, lebih baik diam dan bersikap seakan kita tidak mengetahui sesuatu.

🧋🧋🧋

see yall di chapter 2-!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

see yall di chapter 2-!

Pencet tombol bintang di kiri bawah yuu, tenang aja ga bayar kok.

DENGAN VOTE, COMMENT, DAN FOLLOW TANDANYA KALIAN SUPPORT PENULIS YANG BARU MERINTIS KARYA-KARYA MEREKA❤️

TERIMA KASIH

05/06/2021

SELF LOVEWhere stories live. Discover now