9. Bad habit

11.1K 1.8K 255
                                    

⚠️TYPO DAN SALAH KATA TOLONG TANDAI
belum direvisi, maaf ada salah penulisan kata/tanda baca serta dialog tag yang kurang tepat.

HAPPY 2K READERS💓

terimakasih yang udah baca cerita inii luv deh🧋

chapter ini gak terlalu panjang, krn ada yg lebih panjang lagi tenang.

janlup tekan ⭐️ di pojok kiri bawah ya

putar lagu dimulmet pas baca yang bagian bawah euy, liriknya mendalam

•••

dilahirkan dalam kebahagiaan, dibesarkan oleh perkelahian yang berujung perpisahan, dan diteruskan dengan kehancuran.

dilahirkan dalam kebahagiaan, dibesarkan oleh perkelahian yang berujung perpisahan, dan diteruskan dengan kehancuran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda itu sedang berlalu dikamarnya, repot sekali rupanya. Kakinya tak berhenti berjalan kesana kemari mengambil barang-barangnya untuk dikemas.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pada pintu kamar menghentikan kegiatannya lalu segera berjalan membukakan pintu untuk melihat siapa yang memanggil.

Ceklek

"Permisi bu, makan siang sudah siap di meja."

"Oh, Bi Endah. Iya bentar, Bi, saya mandi dulu ya, udah kucel ini. Bibi sama maid yang lain duluan aja nanti saya nyusul," kekeh wanita berkepala empat itu.

Wanita yang dipanggil Bi Endah itu pun mengangguk, terkekeh kecil dan berlalu kembali ke ruang makan.

Bi Endah ini berusia 61 tahun dan sudah bekerja dengannya sangat lama, sejak masih di rumah orangtuanya sampai dia menikah dan mempunyai anak. Bahkan saat dia berpisah dengan suaminya pun, Bi Endah ini tetap mengabdi padanya, selalu mengikuti kemanapun majikannya pergi. Karena itu, Bi Endah adalah salah satu orang kepercayaan dikeluarganya.

Umurnya yang sudah lanjut tak membuat dia berhenti bekerja. Bahkan semua orang sudah menawarinya untuk pensiun dan akan menafkahinya. Tetapi, Bi Endah tidak mau. Dia hanya ingin mengabdi pada keluarga yang telah sangat baik membantunya saat dia susah dulu.

Bi Endah pernah menikah, tapi tidak mempunyai anak. Suaminya menjadi seorang penjudi hingga satu waktu suaminya tewas mengenaskan di tangan lawan judinya, meninggalkan Bi Endah yang harus berjuang sendiri, hingga bertemu keluarga dari majikannya ini yang memberinya pekerjaan serta kehidupan layak dan memberlakukan dia seperti keluarga sendiri.

•••

Setelah menyelesaikan kegiatan makan siang bersama, wanita paruh baya itu kembali ke kanarnya untuk beristirahat sejenak setelah berkemas sebelumnya.

SELF LOVEWhere stories live. Discover now