28. Chaos

6.5K 971 277
                                    

⚠️TYPO DAN SALAH KATA TOLONG TANDAI
belum direvisi, maaf ada salah penulisan kata/tanda baca serta dialog tag yang kurang tepat.

⚠️Tekan tombol bintangnya gais. Gratis nggak bayar.

⚠️Ramaikan comment tiap paragraf ya.
400 vote dan 400 comment aku up cepet! (comment tiap paragraf bukan spam next). Kalo nggak sampai target, ya up minggu depan.

Follow akun author sebelum membaca.

happy reading

Kini mereka semua berakhir di tempat makan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini mereka semua berakhir di tempat makan. Seseorang yang menyapa mereka tadi adalah Asyilla. Entah dari mana dia tau kalau mereka akan ke sini.

Asyilla ngotot ingin bergabung dengan mereka, mau tidak mau mereka mengiyakan.

Ucapan gadis itu saat di kantin mengganggu pikiran mereka. Entah apa yang akan dilakukannya.

"Eh, gue mau duduk di samping Reylan dong, boleh kan?" tanyanya tanpa dosa.

"Mata lo buta? Di sampingnya udah ada Renia sama Vano. Masih nanya lagi," sinis Dela. Menurut Dela, Asyilla ini tidak tulus ingin berteman dengan mereka. Malahan hanya ingin mencari perhatian Reylan. Caper dih.

"Tapi gue mau di situ, Ren tukeran ya?"

Renia mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menatap perempuan itu. "Yang pertama duduk di sini, siapa?" tanyanya mengangkat alis.

Pertanyaan itu membuat dahi Asyilla mengerut. Pertanyaan macam apa ini. "Ya, elo lah."

"Berarti hak siapa? Gue kan."

Asyilla terdiam. Tetapi dia tidak menyerah, dia ingin duduk di sebelah Reylan apapun caranya.

"Apaan sih? Perkara kursi doang, gue kan cuma minta tuker."

"Emang kalo lo duduk di kursi sana apa bedanya? Pantat lo bakal bisulan? Enggak kan. Atau badan lo gatel-gatel? Eh lupa, lo kan emang udah gatel," kata Renia santai tapi pedas.

"Mending duduk aja deh, gak usah ngerusuh," timpal Vano risih.

Skakmat. Asyilla tidak tau harus menjawab apa lagi, dia pun melangkahkan kakinya ke kursi paling ujung seberang Renia dan Reylan.

"Gitu kek dari tadi. Duduk doang ngerusuh, alay banget. Pesen buru," sindir Vano. Dia kurang menyukai perempuan itu. Dari awal saat di kantin mulai keliatan capernya.

Makanan mulai berdatangan, harumnya yang masuk melewati bulu hidung sangat menggugah selera.

"Wih, selamat makan!"

Satu-persatu mulai mengambil makanannya sendiri. Setelah berdoa, barulah mereka merasakan sensasi yang begitu ahh segar dan sedap.

"Akhirnya perut gue ke isi juga, enak banget gila, masih anget juga!" puji Kristo.

SELF LOVEWhere stories live. Discover now